5 Peninggalan Aceh Darussalam, Salah Satunya Taman Cantik Bentuk Cinta Suami kepada Istrinya
JAKARTA, iNews.id - Peninggalan Aceh Darussalam merupakan bukti sejarah yang bernilai penting bagi masyarakat Aceh. Wilayah dengan luas 57.956,00 km2 ini merupakan salah satu daerah dengan aspek potensial yang tinggi.
Kesultanan Aceh merupakan salah satu dari lima besar daerah yang mengembangkan Islam ke seluruh dunia. Situs bersejarah pun dapat ditemukan di berbagai area. Apa saja itu? Ini uraian lengkapnya.
Melansir laman Kemendikbud terkait Aspek-aspek Arkeologi Indonesia, berikut daftar peninggalan Aceh Darussalam :
Salah satu peninggalan Aceh Darussalam yang memiliki jumlah paling banyak, yaitu situs makam. Diketahui, situs makam di Aceh paling banyak berasal dari makam-makam Islam yang terdiri atas raja-raja Aceh terdahulu dan sebagian dari makam selain raja.
Contoh makam peninggalannya adalah Makam Munawar Shah Kuta Alam, dengan jumlah 16 makam dari abad ke 15 hingga 16 Masehi. Beberapa tokoh yang dikenali seperti tokoh Syamsu Shah dan Munawar Shah, keluarga dari Ali Mughayat Shah dikebumikan di makam ini.
Selanjutnya ada Makam Darul Kalam, sesuai namanya, makam ini berisi raja dari Kerajaan Darul Kalam. Ada sekitar 9 makam tokoh yang dimakamkan di kompleks ini. Salah satu tokoh yang dikebumikan di sini yaitu Mudhafa Shah dengan tahun wafat 919 H.
Melansir buku “Dinamika Islam di Nusantara” terbitan Penerbit NEM, peninggalan sejarah satu ini merupakan salah satu bagian dari peninggalan kerajaan Aceh. Taman ini dibangun pada masa Pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636) sebagai bentuk rasa cintanya pada sang istri, Putri Boyongan dari Pahang.
Ia membangun taman sari yang sangat indah, dilengkapi pula dengan Gunongan atau tempat untuk menghibur diri Putri Boyongan dari kerinduan dengan tempat asalnya.
Kandang merupakan sebutan yang digunakan pada bangunan di Taman Sari Gunongan berisi makam Sultan Iskandar Thani (1637-1641). Pendirian peninggalan Aceh Darussalam ini dilakukan pada masa pemerintahan istri Sultan Iskandar Thani, Ratu Syafiatuddin. Di setiap bagiannya dilapisi dengan emas dan memiliki ukiran-ukiran yang sangat indah.
Sebagai salah satu ikon Provinsi Daerah Istimewa Aceh, Masjid Raya Baiturrahman dengan kemegahan arsitekturnya jelas mengundang wisatawan untuk berkunjung. Pembangunan masjid ini dimulai pada masa Sultan Iskandar Muda, tetapi ada beberapa yang mensinyalir bahwa masjid ini telah ada jauh sebelumnya.
Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Raya Baiturrahman difungsikan pula sebagai markas pertahanan dari serangan Kompeni. Terutama pada masa Sultan Alaidin Mahmud Syah (1870-1874)
Terakhir ada Lonceng Cakradonya atau lonceng raksasa yang terbuat dari perunggu. Lonceng ini memiliki tinggi 1,25 m dan lebar 8,75 m dan disimpan di Museum Banda Aceh.
Melansir buku “Muslim Tionghoa Cheng Ho Misteri perjalanan muhibah di Nusantara” terbitan Pustaka Populer Obor, lonceng ini merupakan tanda mata dari Cheng Ho kepada Kerajaan Samudra Pasai.
Nah itulah daftar peninggalan Aceh Darussalam dan keistimewaannya masing-masing. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan kalian ya.
Editor: Puti Aini Yasmin