Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Prabowo Terima 2 Tokoh Buruh Dunia di Istana, Bahas Apa?
Advertisement . Scroll to see content

6 Jenderal Pernah Jabat Danjen Kopassus dan Pangkostrad, Nomor 1 Sangat Dihormati Hendropriyono

Minggu, 06 Juni 2021 - 05:15:00 WIB
6 Jenderal Pernah Jabat Danjen Kopassus dan Pangkostrad, Nomor 1 Sangat Dihormati Hendropriyono
Mendiang Jenderal TNI (Purn) Wismoyo Arismunandar (kanan) bersama AM Hendropriyono (tengah) dan Luhut Binsar Pandjaitan semasa muda. (Foto: IG/AM Hendropriyono).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Pengabdian Letjen TNI Eko Margiyono sebagai Pangkostrad tak lama lagi berakhir. Jenderal kelahiran Semarang, Jawa Tengah itu selanjutnya dipercaya mengemban jabatan baru sebagai Kepala Staf Umum (Kasum) TNI.

Jelang pergantian jabatan, Eko memimpin apel pasukan di Markas Kostrad, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Jumat (4/5/2021). Dia sekaligus berpamitan kepada Korps Baret Hijau.

Eko menuturkan, selama menjabat sebagai Pangkostrad kurang lebih 10 bulan 22 hari, banyak hal yang dapat diperoleh dan dijadikan pengalaman. Dia pun menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan yang selama ini diberikan. Jika tak ada aral, sertijab Pangkostrad akan dilakukan Selasa (8/6/2021). Penggantinya yaitu Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman.

"Atas nama keluarga dan pribadi apabila ada tutur kata yang dianggap menyakiti kalian semuanya, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya serta mohon doa restu nantinya akan menjabat Kasum TNI,” tuturnya.

Penunjukan Eko sebagai Kasum TNI tertuang dalam Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/435/V/2021 tertanggal 25 Mei 2021 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan TNI. Eko menggantikan Letjen TNI Ganip Warsito yang ditunjuk sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Dalam rekam jejaknya, Eko merupakan salah satu jenderal dengan karier militer cemerlang. Sebelum menjabat Pangkostrad, abituren (lulusan) Akmil 1989 itu menjabat Pangdam Jaya dan sebelumnya Danjen Kopassus.

Dalam sejarah militer Indonesia, hanya beberapa jenderal yang pernah memegang tongkat komando tertinggi di pasukan Korps Baret Merah (Kopassus) dan Kostrad. Siapa saja? Berikut mereka:

1. Jenderal TNI (Purn) Wismoyo Arismunandar
Mendiang Wismoyo Arismunandar merupakan lulusan Akademi Militer Nasional 1963 dari kecabangan infanteri. Memulai tugas di Kopassandha (kelak berubah nama jadi Kopassus), Wismoyo pernah diterjunkan di berbagai operasi pertempuran.

Seiring waktu kariernya terus melesat. Wismoyo dipercaya sebagai Danjen Kopassandha pada 1983-1985. Usai dari Korps Baret Merah, dia dimutasi sebagai Kasdam IX/Udayana, Pangdam VIII/Trikora dan Pangdam IV/Diponegoro. Setelahnya, jenderal kelahiran Bondowoso  itu dipromosikan sebagai Pangkostrad.

Kariernya makin mengilap dengan menjabat wakil KSAD dan akhirnya KSAD (1993-1995). Pengalaman tempur Wismoyo beragam. Ipar Pak Harto ini turut terlibat dalam penumpasan gerakan Paraku (sayap bersenjata NKCP, organisasi komunis di Sarawak)/PGRS di Kalimantan Barat. Kisah Wismoyo bersama pasukannya yang pernah berjalan berkilo-kilometer di belantara Kalimantan dalam kondisi berpuasa pernah diceritakan mantan Kepala BIN AM Hendropriyono.

Hendro tak kuasa menahan kesedihan saat menerima kabar Wismoyo wafat 28 Januari 2021. Hendro mengaku sangat menghormati dan bangga dengan seniornya tersebut. Mereka pernah bekerja sama, baik di militer maupun di PB Persatuan Judo Seluruh Indonesia.

2. Kuntara
Kuntara merupakan rekan seangkatan Wismoyo Arismunandar di Akmil 1963. Rekan angkatannya yang lain semisal Sintong Panjaitan dan mantan Gubernur Jawa Timur Basofi Sudirman.

Seperti Wismoyo dan Sintong, Kuntara juga dibesarkan di Korps Baret Merah. Dia menjadi bagian dari pasukan Sintong dalam Operasi Woyla untuk membebaskan sandera di Pesawat Garuda yang dibajak kelompok teroris Komando Jihad.

Kuntara dipercaya sebagai Wadanjen Kopassus pada 1983-1987 dan Danjen Kopassus (1988-1992). Dari Korps Baret Merah, dia dipromosikan sebagai Pangkostrad (1992-1994). Pangkat terakhirnya Letjen TNI (Purn).

3. Tarub
Baret Hijau Kostrad dan Baret Merah pernah tersemat pada Letjen TNI (Purn) Tarub. Lulusan Akmil 1965 ini pernah menjabat sebagai Komandan Brigade Infanteri Linud 3 Kostrad (1986-1987).

Setelah itu penugasannya banyak di Papua dengan menjabat Danrem 171 Manokwari (1987-1988) serta Danrem 172 Abepura (1988-1989). Dari Papua, dia dipromosikan sebagai Wadanjen Kopassus (1989-1992) dan berlanjut sebagai Danjen Kopassus (1992-1993). 

Tarub kembali dipercaya ke teritorial dengan menjabat Pangdam VIII/Trikora (1993-1994) dan selanjutnya Pangkostrad (1994-1995). Jabatan terakhirnya sebelum purna tugas yakni Kepala Staf Umum ABRI (1996-1998).

4. Prabowo Subianto
Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto menimba ilmu di Akmil Magelang dan lulusan pada 1974. Dia termasuk salah satu prajurit dengan karier mentereng. Putra begawan ekonomi Indonesia Soemitro Djojohadikoeosoemo ini memilih Korps Baret Merah sebagai medan laga seusai pendidikan Taruna.

Potret lawas Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin mengenakan Baret Merah Kopassus mendampingi Prabowo Subianto. (Foto: Instagram/IAM)
Sjafrie Sjamsoeddin mengenakan Baret Merah Kopassus mendampingi Prabowo Subianto. (Foto: Instagram/IAM)

Penugasan pertamanya yaitu komandan pleton pada Grup I/Para Komando yang menjadi bagian dari pasukan operasi Tim Nanggala di Timor Timur. Dalam rekam jejaknya dia juga pernah terlibat dalam Operasi Mapenduma untuk membebaskan para peneliti yang disandera gerombolan OPM di Papua.

Karier militer Prabowo melejit. Pada 1993 dia ditunjuk sebagai Danjen Kopassus. Salah satu warisan monumentalnya yakni Ekspedisi Kopassus ke Gunung Everest pada 1997.

Dari Danjen Kopassus, Prabowo dimutasi sebagai Pangkostrad. Namun jabatan ini hanya dijalaninya satu bulan dari 20 Maret-22 Mei 1998. Pangkat terakhirnya Letjen TNI (Purn).

Lepas dari militer, Prabowo terjun ke dunia politik dengan mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Dua kali menjadi kandidat capres, Prabowo kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan pada Kabinet Indonesia Maju (2019-2024).

5. Pramono Edhie Wibowo
Almarhum Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo lahir dari keluarga tentara. Ayahnya, Sarwo Edhie Wibowo, merupakan tokoh militer Indonesia dan mantan Komandan RPKAD (kelak berubah menjadi Kopassus).

Pramono merupakan lulusan Akmil 1980 dari kecabangan infanteri. Dia juga memulai karier di Kopassus, mulai dari komandan peleton hingga komandan Grup I/Kopassus.

Mantan Pangkostrad Pramono Edhie Wibowo meninggal dunia, Sabtu (13/6/2020) malam WIB (foto: Okezone)

Pernah menjadi ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri (2001), Pramono dipercaya sebagai Wadanjen Kopassus pada 2005-2007. Setelah dimutasi sebagai Kasdam IV/Diponegoro, Pramono kembali ke Cijantung dengan menjabat Danjen Kopassus (2008-2009).

Ipar Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono itu lantas dipromosikan sebagai Pangdam III/Siliwangi, kemudian Pangkostrad (2010-2011). Setelahnya dia dipercaya sebagai KSAD (2011-2013).  Pramono meninggal dunia di Cimacan, Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, 13 Juni 2020.

6. Eko Margiyono
Letjen TNI Eko Margiyono merupakan lulusan Akmil 1989 dari kecabangan infanteri (Kopassus). Berbagai penugasan pernah dijalaninya.

Eko antara lain pernah menjadi bagian dari Pasukan Perisai Hidup Presiden alias Paspampres. Pada 2010-2012 dia merupakan Dangrup A. Setelah itu dimutasi sebagai Asops Kasdam Jaya, Danrem 061/Suryakancana, Kasdam Jaya dan Gubernur Akmil.

Kariernya terus meroket. Eko dipercaya sebagai Danjen Kopassus (2018-2019) kemudian Pangdam Jaya (2019-2020). Bintang emas di pundaknya bertambah satu saat dipromosikan sebagai Pangkostrad. Tak sampai setahun memegang tongkat komando Pasukan Cakra, Eko ditarik ke Mabes TNI untuk menjabat Kasum.

Editor: Zen Teguh

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut