7 Contoh Kritik Sastra Singkat, Bisa Jadi Referensi Belajar Siswa dan Mahasiswa
JAKARTA, iNews.id - Contoh kritik sastra singkat menarik untuk diulas kali ini. Materi kritik suatu karya sastra dapat jadi salah satu materi atau bahan ajar yang kerap ditemukan di bangku sekolah hingga perkuliahan.
Menurut Wulandari (2020), pada bukunya yang berjudul Mengenal Karya Sastra dalam Bentuk Kritik dan Esai, mengungkapkan karya sastra merupakan suatu bidang yang dipelajari untuk menghakimi suatu karya sastra, salah satunya novel.
Adapun, berbagai hal perlu diingat dan diperhatikan saat menulis kritik terhadap suatu karya sastra. Seperti melakukan analisis dan penilaian secara objektif agar pembaca dapat mempercayai kritik yang disampaikan.
Untuk lebih jelasnya, berikut iNews.id akan berikan ulasan mengenai contoh kritik sastra singkat yang berhasil dikutip dari berbagai sumber, Senin (5/2/2024).
Merpati Biru merupakan novel yang ditulis oleh Achmad Munif (2000). Novel ini menceritakan kisah Ken Ratri yang merupakan seorang pelacur. Pekerjaannya itu ia rahasiakan dari semua orang termasuk keluarganya.
Namun suatu hari rahasianya ini terbongkar dan diketahui oleh semua orang. Setelah itu Ken Ratri berusaha keluar dari dunia itu dibantu oleh orang sekitar. Novel ini sangat menginspirasi para pembacanya, namun sayangnya terdapat penggunaan Bahasa Jawa yang sulit untuk dipahami.
Novel Perahu Kertas, karya Dee Lestari (2003) merupakan salah satu novel yang berhasil diangkat menjadi film layar lebar. Novel ini menceritakan tentang kehidupan remaja SMA yang bernama Keenan.
Dalam kisahnya, Keenan jatuh cinta dengan sahabatnya sendiri. Namun sayangnya Keenan terjebak dalam Friendzone. Novel ini sangat mudah dipahami karena menggunakan gaya bahasa yang ringan.
Hujan adalah novel yang ditulis oleh Tere Liye pada tahun 2016. Tere Liye merupakan salah satu penulis Indonesia yang sudah banyak menerbitkan buku.
Pada novel yang berjudul Hujan Karangan, bercerita tentang Lail seorang yatim piatu yang sangat suka dengan hujan. Pada saat hujan, Lail menulis gambaran masa depan dimana teknologi sudah lebih canggih. Karya sastra ini menceritakan kehidupan di masa depan. Namun sayangnya alur cerita pada novel ini terkesan sangat lambat.
Pada cerpen ini pengarang bebas mengatakan kondisi tertentu dengan imajinasi yang penulis punya. Dengan cerpen ini, penulis berharap agar para pembaca bisa menghargai usaha yang sudah dilakukan oleh diri sendiri dan harus selalu mengapresiasi diri sendiri dari segala bentuk pencapaian yang sudah dilakukan.
Pada cerpen Carmen, penulis bisa memproyeksikan pengalam hidupnya dengan baik, sehingga pembaca ikut memahami dan pesan dapat tersampaikan dengan baik.
Novel "Pulang" karya Tere Liye (2015), gaya bahasa yang digunakan dapat terlalu deskriptif. Kritikus berpendapat bahwa kelebihan deskripsi mungkin menghambat alur cerita dan membingungkan pembaca.
Selain itu, atmosfer cerita terkadang dinilai terlalu dramatis, yang dapat mengurangi keaslian dan keberimbangan emosional dalam narasi.
Penyampaian tema sejarah dalam novel "Bumi Manusia" karya Pramoedya Ananta Toer (1980) terkadang dinilai terlalu padat dan kompleks. Beberapa aspek sejarah mungkin butuh penyajian yang lebih sederhana agar mudah dipahami oleh pembaca.
Meskipun dihargai sebagai karya monumental, Penjelasan lebih rinci pada beberapa konteks sejarah bisa memberikan kejelasan yang lebih baik.
Pengembangan karakter dalam novel "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata (2005) dianggap tidak merata. Beberapa karakter utama mungkin mendapatkan eksplorasi yang cukup, tetapi karakter-karakter pendukung tampak kurang mendalam.
Menyoroti bahwa pemberian ruang yang lebih besar pada karakter pendukung bisa memperkaya dan meresapi pembaca lebih dalam dalam dunia novel ini.
Demikian ulasan mengenai contoh kritik sastra singkat. Semoga bermanfaat!
Editor: Komaruddin Bagja