7 Contoh Teks Anekdot Singkat Beserta Strukturnya
JAKARTA, iNews.id – Contoh teks anekdot singkat beserta strukturnya akan diulas dalam artikel ini. Teks anekdot menjadi bagian dari salah satu kalimat dalam bahasa Indonesia yang wajib di mengerti dan dipahami.
Mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Selasa (29/8/2023) teks anekdot adalah sebuah cerita singkat yang menarik karena terdapat unsur lucu dan mengesankan. Teks anekdot itu biasanya menceritakan kehidupan sehari-hari, orang penting atau terkenal dan merepresentasikan kejadian sebenarnya.
Namun, teks anekdot berisi kritikan atas isu sosial. Struktur teks anekdot yakni abstrak: bagian pendahuluan, orientasi: awal suatu kejadian (saat cerita mulai bergulir), krisis: puncak cerita yang berisi konflik atau masalah yang terjadi pada karakter, reaksi: respons atau reaksi yang dilakukan karakter setelah mengalami krisis, dan koda: penutup teks yang berisi amanat/kritik.
Untuk lebih jelasnya, mari simak tujuh contoh teks anekdot singkat beserta strukturnya:
(Abstrak) Apa akibatnya kalau seorang presiden terlalu lama memegang kekuasaan? apalagi jika ditambah seringnya ia membohongi rakyatnya sendiri? tentu rakyat akan protes dan marah, sebab menganggap presidennya berkhianat.
(Orientasi) Tapi ini cerita Gus Dur tentang seorang presiden Filipina yang mempunyai tiga orang anak. Merasa ayah mereka adalah orang nomor satu di negerinya, anak-anak sang presiden pun lantas bertingkah neko-neko.
(Krisis) Anak kedua presiden ingin mencari popolaritas dengan menyebarkan jutaan lembar uang kertas pecahan 5 peso dari sebuah pesawat terbang.
Kakaknya tak mau kalah pamor, dengan pesawat yang digunakan adiknya sebelumnya, sang kakak menyebarkan jumlah uang lebih banyak daripada adiknya.
(Reaksi) Anak perempuan presiden juga ingin populer, tetapi tidak mau meniru cara yang dilakukan oleh kedua kakaknya. Karena ia bingung, ia pun bertanya kepada pilot pesawat yang ikut menyebarkan uang bersama dua kakaknya itu.
“Mas Kapten, aku ingin populer seperti dua kakakku sebelumnya, tetapi tindakan populer apa yang bisa membahagiakan rakyat?”
(Koda) “Gampang sekali. Buang saja ayah Nona dari atas pesawat,” jawab kapten.
(Abstrak) Rombongan jamaah haji NU dari Tegal tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jedah Arab Saudi.
(Orientasi) Langsung saja kuli-kuli dari yaman berebutan untuk mengangkut barang-barang mereka yang mereka bawa.
(Krisis) Akibatnya, dua orang di antara kuli-kuli itu terlibat percekcokan serus dalam bahasa Arab.
(Reaksi) Melihat itu, rombongan jamaah haji tersebut spontan merubung mereka sambil berucap Amin, Amiin, Amiin.
(Koda) Gus Dur yang sedang berada di bandara itu menghampiri mereka dan berkata, “Lho kenapa Anda berkerumun disini?”
“Mereka terlihat sangat fasih berdoa, apalagi pakai sorban, mereka itu pasti kyai”, ucap jamaah haji.
(Abstrak) Saat menjadi Presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada menteri pertahanan Mahfud MD tentang orang madura yang katanya banyak akal dan cerdik.
(Orientasi) Ceritanya, ada seorang tukang becak asal Madura yang pernah dipergoki oleh polisi ketika melanggar rambu “Becak dilarang masuk”.
(Krisis) Tukang becak tersebut masuk ke jalan yang ada rambu gambar becak disilang dengan garis hitam yang berarti jalan itu tidak boleh dimasuki becak.
“Apa kamu tidak melihat gambar itu? itu kan gambar tak boleh masuk jalan ini”, bentak Pak Polisi.
(Reaksi)
“oh, Saya melihat pak tapi itu kan gambar becak kosong tidak ada pengemudinya. Becak saya kan ada yang mengemudi, tidak kosong berarti boleh masuk”, jawab tukang becak.
“Bodong, apa kamu tidak bisa baca? Di bawah gambar kan ada tulisan bahwa becak dilarang masuk.”, bentak Pak Polisi lagi.
(Koda)
“Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca maka saya jadi polisi seperti sampean, bukan tukang becak begini,” jawab tukang becak sambil cengengesan.
(Abstrak) Suatu hari, Pak gendut yang tengah beristirahat mendapatkan telepon dari temannya yang ada di luar negeri.
(Orientasi) Sang teman menanyakan keberadaan Pak Gendut.
“Hallo Bos, sedang dimana sekarang?” ujar si penelepon Pak Gendut itu.
(Krisis)
“Ini bung, saya sedang istirahat di Lapas Suka Saya. Eh, maksudnya Hotel Sukasukasaya. Biasalah gara-gara ketahuan nilep duit negara,” jawab Pak Gendut.
(Reaksi)
“Tapi, tenang. Nanti juga saya bisa ke negara tempat Bung tinggal sekarang. Soalnya, di saku saya masih ada duit buat menyuap sipir, sehingga saya bisa bebas dari langsung ke tempat saudara. Pokoknya tunggu sajalah saya ke sana,” sambung Pak Gendut.
“Oke Bos, saya tunggu kedatangan Anda Kemari,” kata teman Pak Gendut
(Koda) Pak Gendut pun lalu melanjutkan tidur siangnya di kasur empuk lapas Sukasukasaya.
(Abstrak) Pada suatu hari, Bapak Hendi menjelaskan tentang Undang-Undang Dasar (UUD) dari periode ke periode.
(Orientasi) Saat menjelaskan kepada para murid, ia juga memaparkan alasan perubahan UUD Indonesia.
(Krisis) Namun pada saat menerangkan, salah satu muridnya yang bernama Ilham tampak tertidur. Lantas Bapak Hendi menegur Ilham dan memberikan pertanyaan.
“Ilham, jelaskan perubahan UUD dan apa maksud peraturan diatur di UUD,” kata Bapak Hendi.
(Reaksi) “Kalau alasan kenapa diatur di UUD, saya tahu Pak. Soalnya semua akhirnya memang UUD, ujung-ujungnya duit,” jawab Ilham.
(Koda) Murid sekelas kemudian tertawa lepas dan Bapak Hendi hanya bisa menggelengkan kepala.
(Abstrak) Azan Magrib berkumandang, Maulana dan Ridwan belum berangkat karena menunggu Yusuf.
(Orientasi) Ridwan bertanya, “Menurutmu Yusuf bakal datang, tidak?”
“Dia pasti datang, sebab dia yang mengajak kita jemaah Magrib di masjid,” jawab Maulana.
(Krisis) Sekitar 10 menit mereka melihat Yusuf datang dengan cara berjalan yang aneh.
“Kamu ke mana saja dan kenapa jalanmu aneh?” tanya Ridwan.
(Reaksi) Yusuf menjawab, “Aku mau berjemaah. Kan kata Pak Ustaz setiap langkah kaki ke masjid menjadi pahala. Jadi aku berjalan sedikit-sedikit biar pahalaku banyak, begitu!”
(Koda) “Terserah kamu, kami berdua mau pulang lagi ke rumah,” Ridwan dan Maulana pergi meninggalkan Yusuf.
(Abstrak) Pada suatu hari, ada dua pemuda laki-laki yang sedang berbincang-bincang di warung kopi. Mereka adalah Yusuf dan Ridwan.
(Orientasi) Ridwan: “Cup, saya punya tebakan.”
Yusuf: “Gimana, wan?”
(Krisis) Ridwan: “Kursi, kursi apa yang buat orang jadi lupa ingatan?”
Yusuf: “Kursi goyang! Soalnya kalau duduk di atasnya bikin ngantuk, lalu ketiduran. Jadi lupa kan mau ngapain.”
Ridwan: “Hahaha, bener, sih! Tapi jawabannya salah!”
(Reaksi) Yusuf: “Terus apa jawabannya?”
Ridwan: “Jawabannya kursi jabatan!”
Yusuf: “Lah, kok bisa?”
(Koda) Ridwan: “Coba, deh, liat para pejabat. Sebelum dilantik mereka banyak mengumbar janji manis kepada rakyat. Eh, waktu sudah terpilih, seperti lupa ingatan sama janji-janjinya. Bener, ‘kan?”
Yusuf: “Cocok!”
Demikianlah informasi dan penjelasan tentang contoh teks anekdot singkat beserta strukturnya, yang dikutip dari berbagai sumber, semoga dapat menjadi acuan dalam membuat teks anekdot.
Editor: Johnny Johan Sompotan