7 Fakta Mengejutkan Kematian Diplomat Kemlu Arya Daru, Nomor 4 Penuh Tanda Tanya!
JAKARTA, iNews.id - Kematian Arya Daru Pangayunan, diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) masih menjadi misteri. Jenazahnya ditemukan mengenaskan dengan kondisi kepala terlilit lakban di kamar kos Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) pagi.
Saat ini jenazah telah dibawa ke kampung halaman di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dan dimakamkan. Polisi telah mengautopsi jenazah untuk memastikan penyebab kematiannya dan melakukan serangkaian penyelidikan.
Berikut ini deretan fakta yang telah dirangkun iNews terkait kasus kematian Diplomat Kemlu yang menyita perhatian publik hingga muncul dugaan korban pembunuhan.
Warga Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat digegerkan oleh penemuan mayat seorang pria pada Selasa pagi, 8 Juli 2025. Korban ditemukan dalam kamar kosnya dengan kondisi kepala dililit lakban. Penemuan jasad itu dilaporkan sekitar pukul 08.30 WIB oleh penjaga kos.

Penjaga mulai curiga karena korban tidak terlihat selama beberapa waktu. Saat membuka kamar, tubuh korban ditemukan dalam posisi mencurigakan dan langsung dilaporkan ke polisi. Yang lebih mengejutkan, korban adalah diplomat muda bernama Arya Daru Pangayunan.
Polsek Metro Menteng segera mengamankan lokasi dan membawa jenazah untuk keperluan autopsi di RSCM.
Saat ditemukan, pintu kamar korban dalam kondisi terkunci dari dalam. Hal ini membuat kasus kematian Arya semakin misterius dan menyisakan banyak pertanyaan. Tidak ditemukan kerusakan pintu ataupun tanda pembobolan.

Menurut Kapolsek Metro Menteng Kompol Rezha Rahandhi, barang-barang milik korban juga masih lengkap.
“Tidak ada barang yang hilang,” katanya kepada wartawan, Selasa (8/7/2025).
Kondisi kamar dan minimnya tanda-tanda kekerasan fisik memperbesar kemungkinan penyebab non-kriminal. Namun, penyidik belum mengesampingkan unsur pembunuhan hingga hasil autopsi keluar.
Rekaman CCTV menjadi salah satu bukti krusial dalam kasus ini. Arya terlihat beraktivitas normal pada malam sebelum kematiannya, tepatnya Senin malam pukul 22.30 WIB.
Dia terlihat membuang sampah, makan di dapur umum dan sempat menyapa penjaga malam. Rekaman CCTV memperkuat dugaan tidak ada orang lain yang masuk ke kamar korban setelahnya.

Yang mengejutkan, kepala Arya ditemukan dalam kondisi dililit lakban secara rapat. Namun hasil pemeriksaan awal menunjukkan tidak ada luka atau tanda kekerasan fisik di tubuh korban.
“Belum bisa dipastikan penyebabnya. Belum tentu pembunuhan,” kata Kompol Rezha.
Polisi masih menunggu hasil autopsi untuk mengetahui penyebab pasti. Hingga kini, keberadaan lakban tersebut menjadi tanda tanya besar. Polisi juga mengirim lakban untuk diperiksa sidik jarinya.

Polisi mengungkapkan sidik jari ditemukan pada bagian lakban yang membungkus kepala Arya. Temuan ini bisa menjadi titik terang dalam penyelidikan.
“Kami sedang memeriksa lakban dan sidik jari yang menempel,” ucap Kompol Rezha.
Menurutnya, tim Inafis Mabes Polri juga terlibat dalam pengolahan TKP. Beberapa saksi telah dimintai keterangan, termasuk penjaga kos, pemilik kos, istri korban dan tetangga kamar.
Arya Daru Pangayunan bukan orang sembarangan. Dia merupakan diplomat muda di Direktorat Perlindungan WNI Kemlu dan alumni berprestasi Hubungan Internasional Fisipol UGM.
Almarhum dikenal sebagai sosok ceria dan cerdas.
“Dia pernah menulis buku, sudut pandangnya menyenangkan,” ujar kakak iparnya, Meta Bagus.
Arya dikenal menangani berbagai misi penting, seperti evakuasi WNI dari Iran dan Turki. Dirjen PWNI Kemlu Judha Nugraha, meminta publik tidak berspekulasi sebelum hasil resmi diumumkan.
Hasil autopsi masih ditunggu sebagai penentu arah penyidikan. Istri Arya menyebut suaminya memiliki riwayat GERD dan kolesterol.
Namun, polisi tak mau gegabah.
“Kami akan padukan hasil autopsi dengan keterangan saksi,” kata Wakasatreskrim Kompol Sigit Karyono.
Penyelidikan juga masih membuka kemungkinan apakah kematian ini karena bunuh diri, kecelakaan atau kejahatan terselubung.

Editor: Donald Karouw