Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Viral Mata Elang Setop Paksa Mobil di Depok, Berujung Perusakan dan Penganiayaan
Advertisement . Scroll to see content

7 Pahlawan Nasional yang Jarang Dikenal, Nomor 5 Penggagas Bahasa Persatuan Indonesia

Minggu, 10 November 2024 - 11:41:00 WIB
7 Pahlawan Nasional yang Jarang Dikenal, Nomor 5 Penggagas Bahasa Persatuan Indonesia
M Tabrani, pahlawan nasional yang berjasa menggagas Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. (Foto: Kemdikbud)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pahlawan nasional yang jarang dikenal dibahas dalam artikel ini. Meski tak diketahui banyak orang, mereka sangat berjasa terhadap bangsa.

Indonesia dikenal memiliki begitu banyak pahlawan. Beberapa di antaranya sangat dikenal seperti Pangeran Diponegoro, Cut Nyak Dien hingga RA Kartini.

Namun tak sedikit pahlawan yang jarang dikenal publik. Mereka tak kalah berjasa dibanding para pahlawan lainnya.

Daftar Pahlawan Nasional yang Jarang Dikenal

1. Marthen Indey

Marthen Indey lahir pada 16 Maret 1912 di Papua. Awalnya, ia bekerja sebagai polisi Belanda di Papua. Namun, kehidupannya berubah setelah ia berinteraksi dengan sejumlah tahanan politik yang diasingkan di Digul, salah satunya adalah Sugoro Atmoprasojo. 

Dari pertemuan ini, Marthen mulai menumbuhkan semangat nasionalisme yang mendalam. Tidak hanya merasa terdorong untuk melawan penjajahan, Marthen juga bergabung dengan beberapa rekan seperjuangan untuk merencanakan penangkapan aparat Belanda, meskipun beberapa kali usaha ini gagal. Namun, semangatnya untuk melawan penjajahan tetap berkobar.

Sebagai Kepala Distrik di Arso Yamai dan Waris, Marthen terus menjalin hubungan dengan eks-pejuang Indonesia yang pernah diasingkan di Digul. Bersama mereka, ia merencanakan pemberontakan besar untuk mengusir Belanda dari Papua. Meski rencananya diketahui, Marthen tidak pernah menyerah.

Pada tahun 1962, Marthen turut serta dalam perjuangan pembebasan Irian Barat dengan membantu pasukan RPKAD dalam Operasi Trikora. Ia juga menyerahkan Piagam Kota Baru yang menyatakan kesetiaan rakyat Papua kepada Indonesia.

Marthen juga berperan dalam diplomasi internasional, menghadiri perundingan di New York yang menghasilkan pengakuan internasional terhadap Irian Barat sebagai bagian dari Indonesia. Akhirnya, wilayah ini bergabung dengan Indonesia pada tahun 1969, yang kemudian dikenal sebagai Irian Jaya.

2. I Gusti Ketut Jelantik

I Gusti Ketut Jelantik, yang juga dikenal sebagai Patih Jelantik, lahir pada tahun 1800 di Bali. Ia adalah putra ketiga dari keluarga bangsawan Buleleng. 

Ayahnya, I Gusti Anglurah Ketut Jelantik, adalah keturunan Raja Buleleng yang kehilangan kekuasaannya setelah kerajaan Karangasem mendominasi wilayah tersebut.

Pada tahun 1828, I Gusti Ketut Jelantik diangkat sebagai patih karena kemampuannya yang luar biasa dalam strategi perang. Ia dikenal karena keberaniannya memimpin perlawanan terhadap penjajah Belanda.

Pada tahun 1843, Belanda berusaha memaksakan kebijakan yang merugikan kerajaan-kerajaan Bali, salah satunya dengan menghapuskan hak Tawan Karang, yaitu hak kerajaan untuk merampas kapal-kapal yang terdampar. Patih Jelantik menentang kebijakan ini, dan perlawanan sengit pun terjadi.

Konflik ini memuncak pada tahun 1848 dengan pecahnya Perang Jagaraga. Belanda yang dipimpin oleh Jenderal Van Der Wijk berusaha menguasai Bali. 

Walaupun pada serangan pertama Belanda gagal, akhirnya pada 16 April 1849, Belanda berhasil menguasai Jagaraga. Patih Jelantik tetap memimpin perlawanan hingga akhirnya gugur di pertempuran perbukitan Bale Pundak.

3. Johannes Abraham Dimara

Johannes Abraham Dimara lahir pada 16 April 1916 di Korem, Biak Utara, Papua. Sebagai putra asli Papua, ia terlibat aktif dalam perjuangan untuk mengembalikan Irian Barat ke pangkuan Indonesia. 

Pada tahun 1946, ia terlibat dalam pengibaran bendera Merah Putih di Pulau Buru, Maluku. Kemudian pada tahun 1950, ia mendirikan Organisasi Pembebasan Irian Barat (OPI), yang berperan penting dalam perjuangan mengusir Belanda dari Papua.

Johannes menjadi anggota TNI dan ditangkap oleh tentara Belanda pada 1954. Ia dibuang ke Digul dan baru dibebaskan pada 1960 setelah Proklamasi Trikora oleh Presiden Soekarno.

Pada 1962, Johannes ikut serta dalam delegasi Indonesia dalam Perundingan New York yang akhirnya menghasilkan kesepakatan pengembalian Irian Barat ke Indonesia. Atas perjuangannya, Johannes Abraham Dimara dianugerahi gelar Pahlawan Nasional setelah wafat pada 20 Oktober 2000.

4. Sultan Baabullah

Sultan Baabullah Datu Syah adalah pemimpin Kesultanan Ternate yang berjasa besar dalam mengusir penjajah Portugis dari Maluku. Ia merupakan putra tertua Sultan Khairun Jamil yang memerintah pada 1535-1570.

Setelah kematian ayahnya, Sultan Baabullah bertekad untuk mengusir Portugis dari Ternate yang telah menguasai wilayah tersebut. Sultan Baabullah mengajak raja-raja lain di Maluku untuk bersatu melawan Portugis. 

Pada 1570, ia memimpin pengepungan Benteng Gamlamo, yang mengakhiri kekuasaan Portugis di Ternate. Keberhasilannya berlanjut dengan pengusiran Portugis dari Ambon dan beberapa wilayah lainnya.

Pada tahun 1575, Sultan Baabullah berhasil mengusir Portugis secara permanen dari Ternate dan menjadikan kota ini sebagai pusat perdagangan cengkih yang berkembang pesat. Selain itu, ia juga menjalin hubungan dengan Kerajaan Inggris dan memimpin perlawanan terhadap Spanyol di Filipina. 

Sultan Baabullah dikenang sebagai pemimpin yang memperluas pengaruh Ternate di wilayah Maluku, Sangihe, dan bahkan sebagian Sulawesi.

5. M Tabrani

M Tabrani yang lahir pada 12 Oktober 1904 di Pamekasan, Madura, adalah seorang jurnalis dan politikus yang berperan besar memperjuangkan Bahasa Indonesia. Ia dikenal sebagai wartawan yang berkiprah di berbagai media, termasuk Hindia Baroe, Pemandangan, dan Indonesia Merdeka.

Pada Kongres Pemuda I tahun 1928, M Tabrani menjadi salah satu pengusul bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Ia meyakini bahwa bahasa Indonesia, sebagai bahasa nasional, akan menjadi simbol kesatuan bangsa yang lebih kuat dibandingkan dengan bahasa Melayu yang sebelumnya diajukan oleh Mohammad Yamin. 

Tabrani percaya bahwa bahasa Indonesia dapat menyatukan bangsa yang beragam di seluruh nusantara.

6. KH Ahmad Hanafiah

KH Ahmad Hanafiah lahir pada tahun 1905 di Sukadana, Lampung Timur. Ia merupakan putra sulung KH Muhammad Nur, seorang tokoh agama di Lampung yang mendirikan Pondok Pesantren Istishodiyah, pesantren pertama di provinsi tersebut.

Sejak muda, KH Ahmad Hanafiah menunjukkan bakatnya dalam ilmu agama, bahkan ia sudah khatam Alquran pada usia lima tahun. Setelah menempuh pendidikan agama di berbagai pesantren, baik di dalam negeri maupun luar negeri, ia terlibat dalam perlawanan terhadap Belanda setelah agresi militer Belanda di tahun 1947.

KH Ahmad Hanafiah memimpin laskar Hizbullah dalam pertempuran di Kemarung, Lampung, yang terkenal dengan julukan "Laskar Golok" karena banyak di antara mereka yang menggunakan golok dalam pertempuran. Ia juga mendirikan Laskar Hizbullah untuk melatih pemuda santri dalam perjuangan kemerdekaan.

7. Ratu Kalinyamat

Ratu Kalinyamat adalah penguasa Jepara pada abad ke-16 dan putri Sultan Trenggana dari Kerajaan Demak. Setelah kematian ayahnya, Ratu Kalinyamat bersama suaminya, Sultan Hadlirin, memimpin wilayah Pati, Jepara, Juana, dan Rembang. 

Ia memainkan peranan penting dalam sejarah Indonesia, terutama dalam mempertahankan wilayahnya dari penjajahan Portugis dan melawan kekuatan asing lainnya.

Keberanian Ratu Kalinyamat dalam memimpin serta membangun Jepara sebagai pusat perdagangan menunjukkan wanita juga dapat menjadi pemimpin yang efektif dalam bidang politik dan ekonomi. Selain itu, ia juga dikenal atas kepemimpinannya yang mengutamakan ketegasan, kebijaksanaan, dan empati, menciptakan figur pemimpin yang dihormati dan dikenang dalam sejarah.

Editor: Rizky Agustian

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut