Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Momen Presiden Timor Leste José Manuel Ngopi Santai di Kafe Jaksel, Ini Fotonya! 
Advertisement . Scroll to see content

7 Rumah Adat Jawa Barat dan Karakteristiknya Lengkap, Apa Saja?

Selasa, 22 Maret 2022 - 16:06:00 WIB
7 Rumah Adat Jawa Barat dan Karakteristiknya Lengkap, Apa Saja?
Ilustrasi rumah adat Jawa Barat Kajang (screenshot Kemdikbud)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Rumah adat Jawa barat (Sunda) memiliki keunikan tersendiri. Setiap jenisnya mempunyai filosofi dan sejarahnya masing-masing.

Jawa Barat terdiri atas 26 kabupaten/kota. Tak jarang wisatawan akan menemukan sejumlah rumah adat Jawa Barat dengan nama dan jenis berbeda-beda di setiap wilayah. 

Rumah Adat Jawa Barat

  • Rumah Adat Togok Anjing

Dikutip dari buku ‘Jelajah Wisata Budaya Negriku Provinsi Jawa Barat’ karya Deny Riana, rumah adat Jawa Barat pertama yang akan dibahas adalah Togok Anjing. Rumah adat ini berada di daerah Garut, Jawa Barat.

Togok berarti duduk dan anjing, yaitu hewan. Maka Togok Anjing dapat diartikan sebagai anjing yang sedang dalam posisi duduk.

Bentuk atapnya memiliki dua bidang dan memiliki batas pada garis batang suhunan. Untuk atap pertama dipakai sebagai penutup ruangan, ukurannya lebih lebar dari yang lainnya. Atap kedua yang lebih sempit sepasang sisinya memiliki ukuran yang sama. 

Desain rumah adat Jawa Barat Togok Anjing ini cukup sederhana, dan bagi beberapa orang pasti cukup familiar. Desainnya tak jauh beda dengan gazebo yang sering ada di Jawa Barat karena sederhana,

Jadi, banyak orang yang kini membangun rumah dengan desain seperti Togok Anjing ini. Adapun keunikan rumah ini pada penyangga yang tidak menggunakan tiang, sementara atap yang dipakai berfungsi untuk menghalangi sinar matahari dan air hujan, supaya tidak langsung mengenai ruang bagian depan. 

  • Imah Julang Ngapak 

Rumah adat Jawa Barat kedua ada di daerah Tasikmalaya, yaitu rumah Imah Julang Ngapak. Nama Imah Julang Ngapak memiliki filosofi sebagai burung yang sedang mengepakkan sayapnya.

Atap rumahnya memiliki dua sisi yang melebar. Lalu di bagian atas, tampak seperti huruf V sehingga atap rumahnya jika dilihat dari jauh akan tampak, seperti burung yang sedang mengepakkan sayap. 

Jika sedang memasuki rumah adat Jawa Barat Imah Julang Ngapak ini, akan ada tangga yang disebut golodog, terbuat dari bambu atau kayu. Tangga ini menjadi penghubung untuk masuk ke dalam rumah.

Umumnya, jumlahnya hanya ada 3 anak tangga. Selain sebagai penghubung, biasanya di tangga ini juga orang-orang yang hendak masuk ke rumah membasuh kaki dengan air. 

  • Imah Jolopong

Rumah adat Jawa Barat ketiga adalah Imah Jolopong. Jolopong berarti tegak lurus atau terkulai. Penamaan Imah Jolopong karena jika dilihat dari bagian atap, rumah ini nampak sangat sederhana dan tergolek lurus dengan baik.

Rumah jenis satu ini cukup banyak diminati, sebab cara pembuatannya tidaklah sulit. Bahan material yang dibutuhkan juga hanya sedikit, mudah didapatkan dan tidak terlalu mahal. Jadi, di daerah pedesaan utamanya masih banyak rumah dengan desain arsitektur Imah Jolopong ini. 

Rumah Imah Jolopong ini mempunyai kolong atau ruang kosong yang berada di bagian bawah bangunan rumah. Tingginya sekitar 40 cm dari lantai ke tanah, kolong ini biasanya difungsikan sebagai hunian hewan peliharaan, seperti ayam dan juga sebagai tempat untuk menyimpan alat-alat pertanian.

Pembagian ruang pada rumah Jolopong terdiri dari teras, ruang tengah, daput, dan kamar tidur. Untuk teras juga bisa disebut emper, lalu ruang tengah sebagai imah, kamar tidur sebagai pangkeng dan dapur disebut pawon. 

  • Imah Badak Heuay

Rumah adat Jawa Barat kelima adalah Imah Badak Heuay yang memiliki arti badak yang sedang menguap. Tentu saja nama ini disesuaikan dengan bentuk rumahnya.

Atap pada bagian rumah Badak Heuay pada bagian belakang di tepiannya maka akan nampak, seperti badak yang menguap. Rumah adat Jawa Barat Badak Heuay ini banyak ditemui di daerah Sukabumi. 

Umumnya, rumah ini akan banyak ditemui di daerah pedesaan. Salah satu rumah adat Jawa Barat yang saat ini masih banyak adalah rumah jenis ini karena penduduk pedesaan lebih senang dengan desain rumah semacam ini. 

Gaya arsitektur yang dipakai Badak Heuay sebenarnya hampir mirip dengan Togok Anjing. Namun,  perbedaannya terletak pada bentuk atapnya. Untuk konsep rumahnya masih mengadopsi konsep pada rumah panggung dan material bangunan yang dipakai menggunakan bahan alami, yaitu kayu dan bambu. 

  • Imah Perahu Kumureb

Rumah adat Jawa Barat kelima, yaitu Imah Parahu Kumureb. Nama rumah adat ini memiliki arti perahu yang tengkurap.

Julukan ini berasal dari atap rumah adat yang menyerupai perahu terbalik. Arsitektur dari rumah Perahu Kumureb cukup rumit karena ada empat bagian utama yang dibagi ke dua area, yaitu sisi depan dan area belakang.

Di area depan, rumah ini dibuat dengan bentuk trapesium, sementara di belakang berbentuk segitiga sama sisi. Biasanya rumah adat Jawa Barat jenis Imah Parahu Kumureb ini banyak ditemui di daerah Kampung Adat Kuta dan Ciamis.

Kelemahan dari desain perahu terbalik pada rumah ini merugikan penduduk karena mudah bocor saat musim hujan. Oleh sebab itu, beberapa penduduk sudah enggan memakai rumah jenis ini. Proses pembuatan rumah ini cukup sulit dan membutuhkan ketelitian serta keterampilan lebih. 

  • Rumah Adat Kasepuhan Cirebon 

Rumah adat Jawa Barat keenam adalah Kasepuhan Cirebon. Rumah adat ini paling populer menurut literatur tradisional daerah Jawa Barat.

Rumah ini pertama kali dibuat oleh Pangeran Cakrabuana pada tahun 1529. Ia adalah putra dari Prabu Siliwangi. Karena dibuat oleh seorang pangeran, maka tak heran jika rumah ini sangat mewah dan berbeda dengan rumah adat lainnya.

Konon, rumah ini dulunya dijadikan tempat pelatihan para prajurit kerajaan. Ada pula ruang yang digunakan untuk proses pengadilan dan proses hukum adat dari daerah sekitar. Adapun keunikan dari rumah adat ini adalah pembagian ruangnya yang terdapat Jinem atau pendopo sebagai tempat punggawa penjaga keselamatan sultan.

Lalu pringgodani sebagai tempat sultan memberi perintah pada adipati, dan prabayasa, yaitu tempat menerima tamu istimewa, ada pula ruang kerja dan istirahat untuk sultan. 

  • Rumah Adat Buka Palayu

Rumah adat Jawa Barat terakhir adalah Buka Palayu. Rumah ini bisa ditemukan di daerah Tomo, Kabupaten Sumedang.

Keunikan dari Buka Palayu terdapat pintu muka yang menghadap ke arah satu sisi dari bidang atapnya. Maka dari itu, apabila dilihat dari arah depan akan nampak seluruh garis suhunan yang melintang ke kiri dan kanan. 

Itulah 7 rumah adat Jawa Barat dengan karakteristik dan sejarahnya yang unik dari setiap bangunannya. Rumah adat Jawa Barat memiliki budaya tersendiri yang ada di dalamnya. Semoga kamu bisa melihat secara langsung agar bisa mempelajari keunikan budayanya, ya!

Editor: Puti Aini Yasmin

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut