Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Prabowo Ungkap Hubungan RI-Australia: Tetangga yang Baik Akan Saling Menolong
Advertisement . Scroll to see content

7 Sastrawan Indonesia dengan Karya Dahsyat yang Diakui Dunia, Nomor 3 Dikenang Pakai Hari Puisi Dunia

Rabu, 05 Oktober 2022 - 13:17:00 WIB
7 Sastrawan Indonesia dengan Karya Dahsyat yang Diakui Dunia, Nomor 3 Dikenang Pakai Hari Puisi Dunia
Sastrawan Indonesia dengan karya dahsyat yang diakui dunia, salah satunya Chairil Anwar (Dok.Kemdikbud)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Setiap bulan Oktober, Indonesia memperingati Bulan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pemilihan bulan Oktober merujuk pada peristiwa Sumpah Pemuda yang mana di momen tersebut ditetapkan juga Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Indonesia.

Seiring berjalannya waktu, bahasa Indonesia terus mengalami perkembangan, begitu pula dengan sastranya. Dalam perjalanannya, sastrawan Indonesia telah melahirkan ribuan karya yang luar biasa.

Dengan mengangkat kearifan lokal dan budaya Indonesia, mereka mampu menciptakan tulisan yang mendunia. Berikut deretan sastrawan Indonesia dengan karya dahsyat yang diakui dunia.

Sastrawan Indonesia dengan Karya Dahsyat yang Diakui Dunia

  • 1. Pramoedya Ananta Toer

Pramoedya Ananta Toer adalah penulis legendaris Indonesia yang lahir di Blora, Jawa Tengah pada 6 Februari 1925. Pram telah menciptakan lebih dari 50 karya yang mana lebih dari 42 di antaranya telah diterjemahkan ke dalam bahasa asing.

Dalam perjalanannya, Pram telah menulis puluhan kisah yang mendunia. Salah satunya adalah Tetralogi Pulau Buru yang terdiri atas Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah dan Rumah Kaca bahkan terkenal hingga ke kancah internasional.

Menariknya lagi, novel-novel tersebut ia tulis saat dalam masa penahanan di Pulau Buru. Diketahui, ia harus mendekam di penjara selama 11 tahun karena tergabung dalam Lembaga Kesenian Rakyat (Lekra), organisasi yang berada di bawah naungan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Pram tercatat pernah masuk nominasi sebanyak enam kali sebagai penerima Nobel Sastra. Sayangnya, keterlibatannya dalam Lekra menjadi salah satu alasan Pram gagal membawa pulang piala.

Walaupun begitu, Pram tetap berhasil meraih berbagai penghargaan internasional, seperti Freedom to Write Award dari PEN American Center, AS (1988) dan Penghargaan dari The Fund for Free Expression, New York (1989).

  •  2. Andrea Hirata

Sebagai salah satu penulis terkemuka Tanah Air, Andrea Hirata telah menulis sejumlah buku yang laris di pasaran. Salah satu karyanya yang terkenal adalah Laskar Pelangi yang terinspirasi dari pengalaman pribadinya.

Novel Laskar Pelangi sendiri merupakan merupakan salah satu novel best seller tahun 2006-2007 dan telah diangkat ke layar lebar pada 2008. Novel tersebut juga telah diterjemahkan ke dalam 34 bahasa asing dan diterbitkan di lebih dari 130 negara.

Novel Laskar Pelangi ini juga berhasil membawa Andrea Hirata menerima penghargaan Internationale Tourismus Borse (ITB) Bunch Award 2013 di Jerman. Selain itu, dia juga meraih penghargaan New York Book Festival 2013 kategori fiksi umum untuk novelnya yang berjudul The Rainbow Troops.

Berkat kontribusinya di bidang sastra, Andrea Hirata diberi gelar doktor Honoris Causa dari Universitas Warwick, Inggris, lho.

  •  3. Chairil Anwar

Chairil Anwar merupakan seorang penyair terkemuka Indonesia yang lahir di Medan, Sumatera Utara pada 26 Juli 1922. Namanya dikenal sejak ia menginjak usia 20 tahun atau ketika ia mulai memuat tulisannya dalam Majalah Nissan tahun 1942.

Chairil Anwar diperkirakan telah menulis 94 karya, dengan 70 di antaranya puisi. Salah satu karya puisinya yang fenomenal berjudul Aku berhasil menjadi tonggak karya sastrawan Angkatan 45.

Bahkan, HB Jassin sampai menjulukinya sebagai pelopor Angkatan 45 sekaligus pelopor puisi modern Indonesia. Tidak hanya terkenal di Indonesia, puisi-puisi Chairil Anwar juga telah diterjemahkan ke beberapa bahasa, seperti Inggris, Belanda, Jerman, Rusia hingga Latin.

Berkat perannya yang besar dalam bidang sastra, Indonesia mengenang Chairil Anwar dengan memperingati hari wafatnya sebagai Hari Puisi Nasional.

  •  4. Taufik Ismail

Taufik Ismail adalah seorang penyair dan sastrawan Indonesia yang lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada 25 Juni 1935. Jika Chairil Anwar disebut sebagai pelopor Angkatan 45, maka HB Jassin menyebut Taufik Ismail sebagai penyair Angkatan 66. 

Beberapa karyanya yang terkenal antara lain adalah Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia, Saya Hewan, Puisi-puisi Langit, dan masih banyak lagi. Jasanya dalam dunia kesusastraan mengantarkan Taufik Ismail pada berbagai penghargaan internasional, seperti penghargaan Cultural Visit Award dari pemerintah Australia pada 1977 dan South East Asia Write Award dari Kerajaan Thailand pada 1994.

Karya-karyanya juga mengantarkan dia pada gelar kehormatan Doktor Honoris Causa dalam bidang sastra yang diperolehnya dari Universitas Indonesia pada tahun 2009.

  •  5. Nh Dini

Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin atau yang akrab disapa Nh Dini adalah sastrawan Indonesia berdarah Bugis yang dikenal lewat karya-karyanya, seperti Pada Sebuah Kapal, Dari Parangakik ke Kampuchea, dan Orang-orang Tran.

Selama hidupnya, Dini telah menghasilkan novel dengan lebih dari 20 judul. Ia mulai membuat tulisan sejak umur 15 tahun dan mengirimkan karyanya ke RRI.

Sejak saat itulah, ia terus menghasilkan karya berupa cerita pendek hingga novel. Novel yang ditulis oleh Dini rata-rata menyuarakan tentang kesetaraan gender. Oleh karenanya, ia mendapat gelar pengarang sastra feminis.

Atas dedikasinya di bidang sastra, Nh Dini juga menerima banyak penghargaan, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Di kancah internasional, Nh Dini menerima SEA Write Award di bidang sastra oleh pemerintah Thailand dan Hadiah Francophonie pada 2008.

Di tahun 2017, Dini meraih penghargaan Lifetime Achievement Award pada Ubud Writers and Readers Festival 2017. Ubud Writers and Readers Festival sendiri adalah satu dari lima festival sastra terbaik dunia versi The Telegraph UK 2019.

  •  6. Ayu Utami

Justina Ayu Utami merupakan seorang jurnalis dan penulis Novel Indonesia yang memberikan warna baru dalam sastra Indonesia. Novel pertamanya berjudul Saman sempat mengundang sejumlah kontroversi.

Namun terlepas dari itu, Saman mendapatkan sambutan yang baik dari para kritikus dan laris di pasaran. Novel Saman juga membawa Ayu pada penghargaan Prince Claus Award 2000 dari Prince Claus Fund.

Sebagai seorang jurnalis, wanita kelahiran Bogor, 21 November 1968 ini menjadi salah satu pendiri Aliansi Jurnalis Independen (AJI). Ia ikut menjadi bagian dari AJI untuk memprotes pembredelan sejumlah media pada masa Orde Baru.

  •  7. Ahmad Tohari

Sastrawan Indonesia dengan karya dahsyat yang mendunia terakhir adalah Ahmad Tohari. Pria kelahiran Banyumas, Jawa Tengah, 13 Juni 1948 ini dikenal berkat trilogi novel Ronggeng Dukuh Paruk (1982), Lintang Kemukus Dinihari (1985), dan Jantera Bianglala (1986).

Tidak hanya di Indonesia, trilogi novel Ronggeng Dukuh Paruk juga terkenal hingga luar negeri. Trilogi ini telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa seperti Jepang, Belanda, dan Inggris.

Pada 1995, Ahmad Tohari mendapatkan Hadiah Sastra Asean berkat novelnya yang berjudul Bekisar Merah. Sebelumnya, Ahmad Tohari pernah mengikuti International Writing Programme di Iowa City, Amerika Serikat selama tiga bulan pada tahun 1990. Dari program itu, ia memperoleh penghargaan The Fellow of The University of Iowa.

Wah, bangga ya ada banyak sastrawan Indonesia dengan karya yang mendunia!

Editor: Puti Aini Yasmin

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut