750 Anak Indonesia Lolos Seleksi Kuliah S1 di Al Azhar Mesir
JAKARTA, iNews.id – Minat anak-anak Indonesia untuk menempuh pendidikan tinggi di Timur Tengah masih sangat tinggi. Terbukti, ribuan orang mendaftar seleksi calon mahasiswa baru program sarjana (S1) di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir.
Setelah melakukan seleksi, Kementerian Agama mengumumkan 750 peserta dari 6.000 pendaftar lolos tes dan akan berkuliah di Al Azhar.
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Arskal Salim mengatakan, proses seleksi berjalan lancar. Ribuan peserta mengikuti seleksi baik untuk jalur beasiswa maupun nonbeasiswa (mandiri).
“Dari sekitar 6.000 pendaftar, panitia mengumumkan 750 peserta dinyatakan lulus tes dan 250 orang sebaga cadangan," kata Arskal di Jakarta, Rabu (17/7/2019). Dia menuturkan, informasi lengkap tentang nama-nama peserta lolos tes dapat disimak di laman resmi diktis.kemenag.
Dia menuturkan, animo calon mahasiswa untuk berkuliah di Mesir, Sudan, maupun Maroko sangat tinggi. Kendati kuota beasiswa dari Al Azhar Mesir ke Kemenag hanya 20, yang memperebutkan mencapai ribuan orang. Begitu juga di jalur biaya sendiri, selalu dibanjiri peminat.
Arskal menjelaskan, seleksi calon mahasiswa baru Timur Tengah dilakukan dua tahap. Pertama, tes kemampuan Bahasa Arab. Kedua, tes kesehatan, hafalan Alquran, serta wawasan keislaman dan kebangsaan.
Kemenag menggandeng Pusat Bahasa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya dalam pelaksanaan tes bahasa. Hal ini karena UIN Sunan Ampel Surabaya telah menjalin kerja sama dengan Leipzig University, Jerman, dalam menyiapkan model tes Bahasa Arab dengan sistem online.
“Tahun ini kami meningkatkan standar kelulusan agar mereka yang belajar ke Timur Tengah mempunyai kemampuan bahasa Arab yang memadai," ujarnya.
Kemenag, kata dia, ingin mereka yang lulus kuliah ke Timur Tengah merupakan anak-anak terbaik dengan kemampuan Bahasa Arab yang sangat bagus dan hafal Alquran minimal dua juz. Kemenag tidak ingin para calon mahasiswa baru itu kelak terkendala bahasa.
Sementara itu, Ketua Pusat Bahasa UIN Sunan Ampel Surabaya Abdul Kadir Riyadh mengatakan, tes Bahasa Arab dengan sistem online hasil kerja sama dengan Universitas Leipzig telah diakui oleh lebih dari 150 negara, termasuk diakui oleh Universitas Al Azhar, Kairo.
Kepala Subdit Kelembagaan dan Kerjasama Agus Sholeh menambahkan, mulai 2019 Kemenag membatasi jumlah calon mahasiswa baru yang akan melanjutkan ke Mesir. Hal ini sesuai dengan arahan KBRI Kairo.
“Mulai tahun ini Kemenag hanya meluluskan calon mahasiswa baru tidak lebih dari 1.000 orang, yaitu 750 lulus dan 250 lulus cadangan. Hal ini karena keterbatasan kemampuan KBRI Kairo dalam melayani konsuler bagi warga Indonesia yang ada di Mesir,” tuturnya.
Kepada peserta yang lulus, Agus mengingatkan bahwa kondisi politik Mesir saat ini masih belum stabil. Pemerintah Mesir sangat ketat dengan orang asing. "Kami minta jangan sampai ada mahasiswa yang mendapat masalah dan dideportasi oleh imigrasi,” kata dia.
Editor: Zen Teguh