9 Fakta Ani Yudhoyono: Putri Jenderal, Cinta di Lembah Tidar dan Mobil Pintar
JAKARTA, iNews.id, - Perjuangan tanpa lelah Kristiani Herawati (Ani Yudhoyono) melawan sakit kanker darah berada di titik akhir. Sabtu (1/6/2019) pukul 11.50 waktu Singapura, Sang Maha Pencipta memanggilnya. Ani Yudhoyono mengembuskan napas terakhir dalam perawatan di ruang Intensive Care Unit (ICU) National University Hospital (NUH).
Isak tangis, dukacita, dan kenangan atas istri Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu mengiringi kepergiannya. Ucapan belasungkawa tidak hanya disampaikan langsung ke keluarga yang ditinggalkan, namun juga merebak di berbagai platform media sosial.
Presiden Joko Widodo menyampaikan rasa belasungkawa atas kepergian Ani. Kepala Negara turut mendoakan semoga almarhumah diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT.
"Saya mengajak seluruh rakyat Indonesia sama-sama berdoa bagi almarhumah semoga diterima dan diberikan yang terbaik di sisi Allah subhanahu wa ta'ala, (semoga) husnul khatimah, dan keluarga yang ditinggalkan mendapatkan ketabahan dan kesabaran," ucap Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Sabtu (1/6/2019).
Ani tidak hanya dikenal sebagai perempuan yang pernah menjabat sebagai Ibu Negara. Namun juga, sosok bertalenta dengan berbagai karya.
Berikut beberapa fakta tentang Ani Yudhoyono.
1. Putri Letnan Jenderal Sarwo Edhie Wibowo.
Lahir di Yogyakarta pada 6 Juli 1952, Kristiani Herrawati merupakan anak ketiga dari pasangan Letnan Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo dan Sunarti Sri Hadiyah.
Siapa tidak kenal Sarwo Edhie? Tentara kelahiran Purworejo Jawa Tengah itu salah satu “legenda” dunia militer Indonesia. Sarwo Edhie yang saat itu menjabat Panglima Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) berperan besar menumpas pemberontakan Gerakan 30 September PKI. RPKAD adalah cikal bakal Kopassus.
Putra-putri Sarwo Edhie yakni Wijiasih Cahyasasi, Wrahasti Cendrawasih, Kristiani Herrawati, Mastuti Rahayu, Pramono Edhie Wibowo, Retno Cahyaningtyas dan Hartanto Edhie Wibowo.

2. Mengenal SBY di Lembah Tidar.
Ani untuk pertama kalinya melihat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Kompleks Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah. Pertemuan itu terjadi pada 1973. Saat itu Sarwo Edhi, ayahnya merupakan Gubernur Akmil. Sementara SBY merupakan taruna muda.
Ani terkesan dengan SBY yang jangkung dan gagah saat menghadiri acara peresmian Balai Taruna. Dari tatapan mata itulah mereka akhirnya kenal. Di Lembah Tidar itu pula benih cinta bersemi. Dalam perjalanannya, SBY akhirnya melamar Ani. Mereka menikah pada 30 Juli 1976.
3. Urung Menjadi Dokter.
Menjadi risiko anak tentara harus berpindah-pindah sekolah. Demikian pula yang dialami Ani Yudhoyono dan saudara-saudaranya. Ani bahkan harus mengurungkan niat untuk menjadi dokter.
Pada 1974 Ani yang merupakan mahasiswa Jurusan Kedokteran Universitas Kristen Indonesia harus mengikuti ayahnya, Sarwo Edhie Wibowo yang ditunjuk menjadi Duta Besar RI untuk Korea Selatan. Namun Ani akhirnya melanjutkan kuliah di Universitas Terbuka dan lulus dengan gelar Sarjana Ilmu Politik pada 1998.
4. Dari Istri Menteri ke Ibu Negara.
Status Ani sebagai istri tentara berubah pada 29 Oktober 1999. Seiring diangkatnya SBY sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada era Presiden Abdurrahman Wahid, praktis Ani pun menjadi “istri menteri”.

Status itu berubah lagi pada 2004. SBY yang maju sebagai capres dari Partai Demokrat memenangi pilpres. Tepat 20 Oktober 2004 Ani Yudhoyono resmi menyandang status Ibu Negara Republik Indonesia. Jabatan ini pun tersemat selama dua periode atau 10 tahun pemerintahan SBY.