Agung Laksono: Wiranto Jalani Terapi usai Operasi

JAKARTA, iNews.id - Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono mengungkapkan, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto kini menjalani terapi. Hal itu dilakukan usai operasi pemotongan usus karena terkena tusukan orang di Pandeglang, Banten, Kamis, 10 September 2019.

"Beliau (Wiranto) tidur karena baru diterapi, fisioterapis," kata Agung usai menjenguk Wiranto di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Minggu (13/10/2019).

Baca Juga

Eks Bos NATO: Sekutu Tak Akan Kirim Tentara ke Ukraina karena Bisa Perang Dunia III dengan Rusia

Agung datang ditemani putranya, Dave Laksono. Keduanya berada di dalam Paviliun Kartika RSPAD Gatot Soebroto cukup lama sekitar 20 menit. Agung mengaku tidak berbincang dengan Wiranto karena sedang tidur.

"Saya bicara dengan keluarganya di ruang pasien kondisi umum sudah mulai membaik pascaoperasi dipotong ususnya, sehingga bisa mencegah beberapa hal, shocknya, terapi itu intens dilakukan, cegah atau mengobati jikalau ada infeksi," tuturnya.

Agung menambahkan, diperkirakan akan ada penanganan secara bertahap yang diterapkan kepada Wiranto dari tim dokter RSPAD. Hal itu merujuk pada operasi pemotongan usus halus.

"Harus diperiksa rutin, jaitan daan sebagainya, tetapi signal-signal bahwa operasi sukses antara lain sudah buang angin, buang besar, termasuk gerak," kata Agung.

Menko Polhukam Wiranto ditusuk di depan Gerbang Alun-Alun Menes, Pandeglang, Banten, pada Kamis, 10 Oktober 2019, sekitar pukul 11.55 WIB. Pelaku suami istri itu bernama Syahril Alamsyah alias Abu Rara dan Fitri Andriana Binti Sunarto.

Abu Rara lahir di Medan, 24 Agustus 1968. Dia tinggal di Jalan Syahrial VI Nonor 104 LK, Desa Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, Sumatra Utara (Sumut).

Sedangkan istrinya, kelahiran Brebes, 5 Mei 1998. Perempuan tersebut beralamat di Desa Sitanggal, Kecamaatan Larangan, Kabupaten Brebes. Pasangan suami istri itu mengontrak di Kampung Sawah Desa/Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang.

Editor: Djibril Muhammad