Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Bupati Bekasi Ade Kuswara dan Ayahnya Jadi Tersangka KPK, Langsung Ditahan
Advertisement . Scroll to see content

Agus Rahardjo: Kalau Tenaganya Cukup, KPK Ingin OTT Tiap Hari

Rabu, 28 November 2018 - 03:01:00 WIB
Agus Rahardjo: Kalau Tenaganya Cukup, KPK Ingin OTT Tiap Hari
Ketua KPK Agus Rahardjo. (Foto: Antara/Siswowidodo).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo mendesak agar dilakukan revisi Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Revisi regulasi itu diharapkan dapat menjadikan upaya pemberantasan korupsi semakin baik.

Menurut Agus, UU Tipikor yang baru juga diharapkan dapat mengakomodasi jarak KPK dengan Konvensi PBB Antikorupsi (UNCAC).

"Perubahan UU No 31/1999 itu, penting dan mendesak untuk dilakukan karena kalau KPK tenaganya cukup hari ini, kita bisa OTT (operasi tangkap tangan) setiap hari," kata Agus pada diskusi publik Hasil Reviu Putaran I dan II UNCAC di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (27/11/2018).

Agus mengingatkan, pelaku korupsi di Indonesia seolah tak ada habisnya. Banyak bupati dan pejabat terlibat korupsi. Revisi UU Tipikor juga penting karena ada keterlibatan masyarakat di sana.

"Di dalam UU itu ada pasal 8 yang sangat perlu masuk pada UU Tipikor kita, yaitu peran serta masyarakat. Itu esensinya penting karena selama ini hanya aparat-aparatnya saja yang bergerak," kata pria asal Magetan, Jawa Timur ini.

Untuk diketahui, berdasarkan hasil reviu Putaran I UNCAC pada 2010-2015 terhadap kinerja pemberantasan korupsi Indonesia yaitu mengenai pemidanaan dan penegakan hukum serta kerja sama internasional, Indonesia sudah menyelesaikan 8 rekomendasi dan 1 rekomendasi parsial dari total 32 rekomendasi putaran pertama.

Sedangkan reviu Putaran II pada 2016-2018 mengenai pencegahan korupsi dan pemulihan aset hasil korupsi, dihasilkan 14 rekomendasi terkait pencegahan dan tindak pidana pencucian uang serta 7 rekomendasi terkait pemulihan aset.

Dari kedua reviu tersebut, Indonesia diminta untuk memperbaiki UU Tipikor, UU Pemberian Bantuan Hukum Timbal Balik Pidana, UU Ekstradisi, UU Perampasan Aset, UU KUHAP agar memasukkan korupsi sektor swasta, memperdagangkan pengaruh (trading influence), dan penambahan kekayaan dengan tidak wajar (illicit enrichment).

Editor: Zen Teguh

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut