Airlangga dan Bamsoet Bersaing, Golkar Diminta Dengarkan Aspirasi Rakyat
JAKARTA, iNews.id – Bursa calon ketua umum Partai Golkar terus menghangat jelang digelarnya musyawarah nasional (munas) Golkar. Dua sosok yang berambisi menjadi ketua umum, Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo (Bamsoet) terus bergerilya suara.
Airlangga dan Bamsoet dinilai sama-sama mumpuni memimpin Pohon Beringin. Selain kader senior, keduanya juga sama-sama didukung pemilik suara munas. Lalu, siapakah yang dinilai lebih pantas mewakili partai?
Pengamat politik yang juga CEO dan Founder Panggung Indonesia Ichwanudin Siregar mengingatkan, dalam munas ataupun kongres partai politik untuk memilih ketua umum, pemilik hak suara memang menentukan.
”Namun, tidak ada salahnya jika para pemilik suara mendengar masukan dan aspirasi dari masyarakat luas demi kemajuan partai tersebut. Terlebih selama ini tagline partai ini adalah suara rakyat adalah suara Golkar,” ujar pria yang akrab disapa Iwan ini di Jakarta, Rabu (7/8/2019).
Merujuk tagline tersebut, Iwan memandang Bamsoet tampak lebih diinginkan oleh rakyat untuk memimpin Golkar ke depan. Ini tak lepas dari kehendak partai agar ada perubahan ke depan.
“Selain lebih dikenal dari calon lainnya, rakyat juga meyakini Bamsoet mampu membawa kejayaan kembali Golkar sebagai partai besar,” katanya.
Iwan menuturkan, pernyataan Bamsoet yang tidak akan menjabat sebagai menteri adalah bukti kuat jika ketua DPR itu ingin fokus mengurus partai tanpa rangkap jabatan sebagai pembantu presiden di kebinet.
Menurutnya, partai sekaliber Golkar memang seharusnya memiliki sosok ketua umum yang berkarakter kuat, bukan sekelas jabatan menteri. Semoga hal ini menjadi pertimbangan penting bagi pemilik suara di munas nanti.
Seperti diketahui, dalam sebuah kesempatan, Bamsoet mengatakan dirinya tidak akan pernah mau menjadi menteri. Bagi Bamsoet, menteri merupakan mitra DPR.
“Menteri itu mitra kerja DPR. Sejauh ini selama menjabat sebagai anggota dewan, saya sering melihat para menteri dimarahi oleh anggota dalam rapat. Karena itu, saya tidak mau jadi menteri karena bisa dimarahi oleh anggota DPR,” ujar Bamsoet.
Editor: Zen Teguh