Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Asyik! Pekerja Jakarta Dapat Bonus Akhir Tahun dari Pemprov, Ini Daftarnya
Advertisement . Scroll to see content

Aksi Teror di Makassar dan Jakarta Terjadi Dalam Seminggu, Ini Fakta-faktanya

Kamis, 01 April 2021 - 09:19:00 WIB
Aksi Teror di Makassar dan Jakarta Terjadi Dalam Seminggu, Ini Fakta-faktanya
Tim Densus 88 Antiteror mengamankan Gereja Katedral Makassar setelah insiden bom bunuh diri. (Foto: Antara)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Aksi teror terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan dan Jakarta dalam waktu kurang dari seminggu. Serangan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar pada Minggu (28/3/2021) berlanjut pada aksi perempuan bersenjata yang menerobos Mabes Polri pada Rabu (31/3/2021).

Sebanyak 20 orang terluka akibat ledakan bom bunuh diri di Makassar. Dua terduga teroris ditemukan tewas di lokasi yang disusul penangkapan tujuh terduga teroris lainnya.

Belum hilang duka di Makassar, kini aksi terorisme terjadi lagi di Ibu Kota, tepatnya di Markas Besar Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (31/3/2021). Seorang perempuan yang diduga sebagai teroris menenteng pistol dan menerobos masuk kantor pusat Korps Bhayangkara. Bahkan, dia sempat melepaskan enam kali tembakkan sebelum akhirnya ditembak mati.

Berikut fakta-fakta aksi terorisme di Makassar dan Mabes Polri Jakarta:

1. Terduga Teroris Generasi Milenial

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar menyebut terduga pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar merupakan generasi milenial kelahiran 1995. Keduanya adalah pasangan suami istri.

Sedangkan ZA, terduga teroris di Mabes Polri masih berusia 25 tahun alias generasi milenial. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan ZA merupakan mantan mahasiswa di salah satu perguruan tinggi yang telah di drop out (DO) pada semester lima.

2. Membawa Bom dan Senpi

Terduga teroris di Gereja Katedral Makassar melancarkan aksinya dengan cara meledakkan diri melalui bom yang sudah ada di tubuhnya. Sedangkan terduga teroris di Mabes Polri melancarkan aksinya dengan senjata api. ZA, sempat melepaskan tembakan sebanyak enam kali sebelum akhirnya ditembak mati polisi.

3. Libatkan Perempuan

Aksi terorisme di Makassar maupun Mabes Polri sama-sama melibatkan perempuan. Dalam insiden Makassar, pelaku pengeboman berjumlah dua orang yang terdiri dari pasangan suami istri. Sedangkan terduga pelaku di Mabes Polri melancarkan aksinya seorang diri alias lone wolf. Dia berinisial ZA, perempuan kelahiran 1995 atau generasi milenial yang merupakan warga Jakarta Timur.

4. Pola Senyap dan Koboi 

Aksi terorisme di Makassar terbilang senyap. Tanpa dinyana, sebanyak dua orang yang berboncengan di satu motor hendak menerobos masuk Gereja Katedral. Akan tetapi, usaha terduga pelaku kandas karena dihalangi oleh petugas keamanan. Hanya dalam hitungan detik, bom bunuh diri pun terjadi hingga menewaskan pelaku dan melukai sejumlah orang lainnya.

Sedangkan aksi terorisme di Mabes Polri bak koboi. Terduga pelaku menenteng pistol saat menerobos masuk markas pusat Korps Bhayangkara. Terduga bahkan sempat melepaskan tembakan enam kali secara sporadis sebelum akhirnya ditembak mati.

Editor: Rizal Bomantama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut