Alasan Anies Sembelih Sendiri Hewan Kurban: Saya Bayangkan Bagaimana Rasanya Jadi Ibrahim

JAKARTA, iNews.id - Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyembelih langsung hewan kurbannya di Masjid Babul Khoirot, Jalan Lebak Bulus V, Cilandak, Jakarta Selatan. Anies mengungkapkan alasan dirinya menyembelih hewan tersebut.

Saat menyembelih, Anies membayangkan bagaimana kuatnya Nabi Ibrahim saat diperintahkan Allah SWT menyembelih anaknya, Nabi Ismail. Padahal Nabi Ismail telah lama dinantikan kehadirannya oleh Nabi Ibrahim bersama sang istri, Siti Hajar. 

Baca Juga

Siapa yang Mendanai Pembangunan Pemukiman Yahudi di Tepi Barat?

"Memotong sendiri, membuat kita semua, bagi saya merasakan, saya membayangkan bagaimana rasanya menjadi Ibrahim. Ketika yang diletakkan adalah anak kandungnya yang sudah ditunggu begitu lama, proses itu adalah sebuah proses keikhlasan yang luar biasa," kata Anies, Senin (17/6/2024).

Baca Juga

Anies Baswedan Sembelih Sapi Kurban Sendiri di Masjid Babul Khoirot Jaksel

Menurut Anies, bayangan betapa teguhnya Nabi Ibrahim menjalankan perintah Allah SWT selalu terbayang ketika dia memegang pisau untuk menyembelih hewan kurban. 

"Saya setiap kali pegang pisau pemotong, sambil menunggu waktu untuk melakukan pemotongan, selalu yang terbayang gimana rasanya jadi Ibrahim ketika pegang pisau, dan tahu yang akan dipotong bukan hewan tapi anak kandung," ujarnya.

"Sebuah mukjizat kemudian anak kandung itu diganti dengan kambing domba, itu perasaan yang selalu ada setiap kali proses (menyembelih hewan kurban)," sambungnya. 

Anies beserta keluarga melaksanakan salat Idul Adha 1445 Hijriah di Masjid Babul Khoirot, Jalan Lebak Bulus V, Cilandak, Jakarta Selatan pada Senin (17/6/2024). 

Dalam kesempatan tersebut, Anies meminta masyarakat Indonesia meneladani keluarga Nabi Ibrahim AS dan istri dalam mendidik anak. 

"Pelajaran bagi kita semua bagaimana Nabi Ibrahim AS dan Siti Hajar mendidik seorang anak bernama Ismail sehingga memiliki derajat ketakwaan yang begitu tinggi di usia amat belia," katanya.

Editor: Reza Fajri