Annisa Pohan Bermimpi Ani Yudhoyono Minta CV SBY

Minggu, 02 Juni 2019 - 18:06:00 WIB

SBY meletakkan bunga di makam Ani Yudhoyono di TMP Kalibata, Jakarta, Minggu (2/6/2019). (Foto: Antara)

JAKARTA, iNews.id - Dua hari sebelum meninggalnya Kristiani Herrawati binti Sarwo Edhie Wibowo alias Ani Yudhoyono, sang menantu Annisa Pohan bermimpi. Dalam mimpi, istri Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) seakan mendapat firasat soal mertuanya itu.

Annisa menceritakan, pada Rabu, 29 Mei 2019, suaminya AHY terbang ke Singapura sendiri karena pesawat saat itu penuh. Pada keesikan harinya, Kamis, 30 Mei 2019 pagi, usai bekam tiba-tiba Annisa mengantuk.

PM Australia Jenguk Muslim yang Melawan Penembak Massal: Ahmed, Anda Pahlawan!

Biasanya usai bekam Annisa langsung beraktivitas. Dalam mimpinya saat tidur itu, Ani Yudhoyono memanggilnya.

"Beliau kalau manggil saya suaranya khas sekali. Mom, mom begitu dia manggil sekali. Itu terasa nyata. Kemudian saya jawab, dalam mimpi itu saya bawa barang dan jatuh, Memo (Ani Yudhoyono) di bawah tangga memanggil," tuturnya.

Pemakaman Ani Yudhoyono, AHY: Selamat Jalan Memo, We Love You

Annisa mengaku sadar saat itu mimpi. Namun, dia berusaha tidak bangun dan ingin mendengar apa yang dikatakan mertuanya itu.

Tak lama, Ani Yudhoyono meminta "curriculum vitae" suaminya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Annisa kemudian menanyakan untuk apa CV tersebut.

Jokowi Melepas Bu Ani: Flamboyan Telah Pergi, namun Akan Tetap Hidup di Hati

"Kan Memo dan Pepo mau pisah. Saya tanya mau kemana Memo, lalu beliau jawab mau mencari aktivitas lain," kenangnyaa.

Annisa mengatakan, tidak ada pesan khusus Ani Yudhoyono kepadanya. Hanya melalui mimpi itu. Dia berharap dirinya dan keluarga bisa mewujudkan cita-cita Ani Yudhoyono yakni membangun galeri kain Nusantara di Pacitan.

"Galeri kain itu untuk edukasi pada masyarakat. Qadarallah, memo meninggal," ujarnya lirih.

Kristiani Herawati atau yang dikenal dengan Ani Yudhoyono merupakan Ibu Negara RI periode 2004-2014 . Ani wafat Sabtu (1/6/2019) karena menderita kanker darah setelah dirawat selama empat bulan di National University Hospital (NUH), Singapura.

Editor: Djibril Muhammad