Apa Itu Sianida dalam Kasus Kopi Jessica Wongso Penyebab Mirna Tewas?
JAKARTA, iNews.id - Nama Jessica Kumala Wongso kembali menjadi perbincangan publik. Sebab, terpidana kasus kopi sianida itu bebas hari ini, Minggu (18/8/2024).
Jessica Wongso divonis 20 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat pada 27 Oktober 2016 lalu. Majelis hakim menyatakan Jessica terbukti bersalah memasukkan sianida ke dalam es kopi Vietnam yang diminum Wayan Mirna Salihin dan menyebabkannya tewas.
Lalu, apa itu sianida dalam kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin?
Sianida adalah senyawa kimia berbentuk cairan, bubuk atau gas. Seseorang yang menelan atau menghirup senyawa ini dapat berujung fatal.
Tim Promosi Kesehatan (Promkes) RSUP dr Soeradji Tirtonegoro, Klaten menjelaskan gejala umum keracunan sianida biasanya berupa kesulitan bernapas, kejang, hilang kesadaran hingga henti jantung.
"Semenjak zaman dahulu sianida dikenal sebagai racun dan telah digunakan dalam pembunuhan massal, dalam kasus bunuh diri, dan sebagai senjata perang. Keracunan sianida kemudian bisa menyebabkan gangguan kekurangan oksigen dalam sel," bunyi penjelasan Tim Promkes RSUP dr Soeradji Tirtonegoro dalam laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dikutip Minggu (18/8/2024).
Sianida kerap dimanfaatkan untuk membasmi hama dan serangga. Beragam industri seperti kertas, tekstil, plastik hingga pertambangan biasanya memanfaatkan senyawa ini untuk keperluan produksi.
Senyawa ini juga bisa ditemukan dalam asap rokok atau hasil pembakaran plastik. Umumnya sianida berbentuk gas tidak berwarna, namun berbau khas seperti almond.
Gejala keracunan sianida muncul dalam waktu cepat. Namun, gejala tersebut berbeda-beda tergantung banyaknya sianida yang terhirup atau tertelan.
"Keracunan sianida juga bisa menyebabkan perubahan warna kulit menjadi kemerahan. Hal ini karena oksigen terperangkap di dalam darah dan tidak bisa masuk ke dalam sel tubuh," tulis Tim Promkes RSUP dr Soeradji Tirtonegoro.
Saat pasien dilarikan ke rumah sakit dengan gejala keracunan sianida, dokter terlebih dulu menanyakan keluhan yang dirasakan pasien hingga aktivitas dan makanan dan minuman yang terakhir dikonsumsi. Setelah itu, pemeriksaan fisik dilakukan.
Dokter bakal melakukan tes darah. Tujuannya mengukur kadar sianida, oksigen, laktat, karbon monoksida hingga methemoglobin dalam darah.
Masyarakat dapat memberikan pertolongan pertama kepada orang yang disinyalir keracunan sianida. Teknik resusitasi jantung paru bisa dilakukan pada orang tersebut.
Namun, tim medis melarang bantuan napas dari mulut ke mulut. Di samping itu, bantuan terbaik adalah dengan menghubungi petugas medis.
"Pasien yang dicurigai mengalami keracunan sianida akan langsung diberikan bantuan oksigen. Pada pasien dengan henti napas, akan dilakukan intubasi endotrakeal, yaitu memasukkan selang napas ke tenggorokan untuk melancarkan pernapasannya," tulis Tim Promkes RSUP dr Soeradji Tirtonegoro.
Editor: Rizky Agustian