Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Maruli Minta Media Beritakan Penanganan Bencana Sumatra: Tak Selesai dengan Menangis
Advertisement . Scroll to see content

Asal Mula Markas Elite Kopassus di Cijantung : Dari Hutan Belantara hingga Kini Dekat dengan Kawasan Padat Penduduk

Kamis, 24 Maret 2022 - 12:45:00 WIB
Asal Mula Markas Elite Kopassus di Cijantung : Dari Hutan Belantara hingga Kini Dekat dengan Kawasan Padat Penduduk
Prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD. (Foto/Pen Kopassus)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Daerah Cijantung menjadi markas dari pasukan elite TNI AD Kopassus. Cijantung merupakan salah satu nama kelurahan di Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur. 

Cijantung pada zaman kolonial merupakan hutan belantara. Saking lebatnya hutan di sana, butuhkan waktu 3 hari untuk menempuh perjalanan Cijantung-Jatinegara. Kini kawasan Cijantung sangat berkembang dengan penduduk yang cukup padat. 

Keberadaan pasukan elite di Cijantung bermula saat pemindahan unsur-unsur tempur Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) pada tahun 1959. 

Asal Usul Kampung Rambutan, Sebutan Pohon Ilmiah Nephelium Lappaceum Terdapat beberapa anggota grup Kopassus yang bermarkas di Cijantung, yakni Batalyon 22/Manggala Yudha, Batalyon 31/Eka Sandhi Yudha Utama, Batalyon 32/Apta Sandhi Prayudha Utama, Batalyon 33/Wira Sandhi Yudha Sakti, serta Satuan 81/Penanggulangan Teror yakni Batalyon 811/Aksi Khusus dan Batalyon 812/Bantuan Khusus. Tak heran bila dulu nama Cijantung cukup angker di telinga masyarakat. 

Sampai-sampai muncul istilah 'Main ke Cijantung sama dengan main ke Kandang Macan'. Dulu markas Baret Merah itu memang cukup menyeramkan, namun kini masyarakat sudah cukup leluasa memasuki kawasan Cijantung. 

Bahkan kini berbagai fasilitas di sana bisa dinikmati oleh masyarakat umum secara gratis. Cijantung memiliki luas wilayah 2,37 km persegi. Cijantung berbatasan dengan Kelurahan Gedong di sebelah Utara; Tanjung Barat, Jakarta Selatan di sebelah Barat; Kelurahan Susukan Ciracas di sebelah Timur; dan Kelurahan Kalisari di sebelah Selatan. 

Berdasarkan berbagai literatur sejarah, Cijantung berasal dari nama sebuah anak sungai Ciliwung, yang berhulu di Areman, dekat Kelapadua sekarang. Dikutip dari laman https://bataviadigital.perpusnas.go.id, Rabu (23/2/2022), Kawasan Cijantung sudah berpenghuni sejak awal abad ke-17. 

Kapten Frederik H Muller yang memimpin ekspidisi pasukan Kompeni pertama menjelajah daerah sebelah Selatan yakni Meester Cornelis (sekarang Jatinegara). Hutannya yang lebat kala itu sudah dibuka setahun sebelumnya oleh Cornelis Senen, seorang anak orang kaya keturunan Portugis dari pulau Lontar. Cornelis Senen memiliki kebun besar di kawasan Ciliwung. 

Ekspedisi Frederik H Muller dilakukan karena terdorong oleh berita-berita tentang adanya gerombolan orang Mataram di daerah pedalaman, serta adanya jalan darat yang biasa digunakan oleh orang-orang Banten ke Priangan, melalui Muara Beres di tepi Ciliwung. 

Perjalanan Kapten Muller dari Kastil batavia ke Cijantung dimualai 4 November 1657, bersama pasukannya yang terdiri atas 14 orang serdadu kulit putih dan 15 orang Mardijker dengan dipandu oleh 10 orang pribumi. Setelah berjalan selama tiga hari dengan susah payah merambah hutan, menyusur tepi Ci Liwung, barulah mereka sampai di Cijantung. Ternyata kawasan itu telah dihuni oleh 12 kompi di bawah pimpinannya bernama Prajawangsa (De Haan 1911).

Editor: Muhammad Fida Ul Haq

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut