Badan Geologi Keluarkan 5 Rekomendasi terkait Kondisi Gunung Tangkuban Parahu, Ada Apa?
BANDUNG, iNews.id – Badan Geologi Kementerian ESDM mengeluarkan lima rekomendasi terkait aktivitas vulkanis Gunung Tangkuban Parahu yang saat ini masih dalam status Level I Normal. Masyarakat dan wisatawan diminta tetap waspada terhadap potensi erupsi freatik yang bisa terjadi tiba-tiba.
Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid menjelaskan, pada 30 Mei hingga 1 Juni 2025 telah tercatat peningkatan gempa embusan dan gempa low frequency. Aktivitas ini merupakan indikator pergerakan fluida di kedalaman dangkal gunung.
"Asap dari Kawah Ratu terpantau berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal, mencapai ketinggian 5–110 meter di atas dasar kawah. Gempa embusan meningkat antara 21–37 kejadian per hari dan gempa low frekuensi tercatat mencapai 100 kejadian," ujar Wafid, Senin (2/6/2025).
Menurutnya, meski status Tangkuban Parahu saat ini masih normal, terjadinya peningkatan aktivitas mengindikasikan akumulasi tekanan fluida dangkal yang berpotensi menyebabkan erupsi freatik.
"Erupsi freatik terjadi saat air, baik dari hujan, air tanah atau danau kawah, bersentuhan dengan material vulkanis panas. Proses ini menghasilkan uap bertekanan tinggi yang dapat menyebabkan letusan tanpa adanya magma keluar ke permukaan," katanya.
Gunung Tangkubanparahu terletak di perbatasan Kabupaten Bandung Barat dan Subang, Jawa Barat. Gunung ini memiliki sembilan kawah, dengan dua yang paling aktif yaitu Kawah Ratu dan Kawah Upas.
Terakhir, erupsi freatik tercatat terjadi pada 26 Juli 2019 dari Kawah Ratu. Aktivitas saat itu sempat meningkat ke Level II Waspada sebelum kembali turun ke Level I Normal pada 21 Oktober 2019.
Keindahan alam di sekitar kawah menjadikan Tangkuban Parahu salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Barat, yang setiap tahun dikunjungi ribuan wisatawan lokal maupun mancanegara.
Menyikapi kondisi terkini Gunung Tangkuban Parahu, Badan Geologi memberikan sejumlah imbauan penting kepada masyarakat dan wisatawan:
1. Waspadai erupsi freatik mendadak. Letusan freatik dapat terjadi tanpa adanya peningkatan gejala vulkanik yang jelas.
2. Hindari kawasan dasar kawah. Masyarakat diminta tidak berlama-lama atau bermalam di area kawah aktif.
3. Segera tinggalkan lokasi jika terlihat asap tebal atau tercium bau gas menyengat, demi menghindari paparan gas beracun.
4. Tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Tangkubanparahu serta tetap mengikuti informasi resmi melalui aplikasi MAGMA Indonesia atau situs https://magma.esdm.go.id.
5. Pemerintah daerah dan BPBD diminta siaga dan terus berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Tangkubanparahu di Desa Cikole, Lembang.
"Masyarakat di sekitar Gunung Tangkubanparahu diharap tetap tenang, tidak terpancing isu-isu menyesatkan dan terus mengikuti informasi resmi dari pemerintah," kata M Wafid.
Editor: Donald Karouw