Bahlil Pamer Lifting Migas Tembus Target APBN usai 17 Tahun
JAKARTA, iNews.id - Menteri Energi dan Sumber Daya MineralBahlil Lahadalia memamerkan salah satu capaian di tahun pertama Kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, lifting minyak akhirnya capai target APBN 2025 usai 17 tahun.
Bahkan, lifting minyak di Indonesia telah berhasil mencapai target APBN tahun 2025 sebesar 605.000 barel per hari. Capaian ini sekaligus menjadi kali pertama lifting minyak di Indonesia melampaui target APBN sejak tahun 2008.
"Lifting kita di tahun 2024 580.000 barel per day. Sementara target APBN di 2024 adalah sekitar 600 sampai 605.000 barel per day. Jadi dari 2008 sampai dengan 2024 target APBN itu tidak pernah kita capai di dalam lifting," ujar Bahlil saat ditemui di JCC Senayan dikutip Kamis (9/10/2025).
Bahlil mengatakan, pada bulan Juni lalu lifting minyak mencapai angka 608.000 barel per hari. Capaian peningkatan lifting ini dinilai berkontribusi dalam pengurangan impor minyak mentah, meski jumlahnya belum cukup signifikan.
Sebab, kata Bahlil, produksi minyak Indonesia terus mengalami penurunan sejak tahun 1998 hingga saat ini. Selain itu, permintaan terus mengalami peningkatan.
"Di 2025 target kita APBN 605.000 barel per day. Dan saya janji kepada Bapak-Ibu semua karena ini sudah masa bulan Oktober atas perintah Bapak Presiden InsyaAllah target lifting 2025 akan tercapai di dalam APBN," kata Bahlil.
Ketua Umum Partai Golkar itu menceritakan, sebelum era reformasi, lifting minyak Indonesia sempat mencapai 1,5 juta barel per hari dengan konsumsi 500.000 barel per hari. Alhasil Indonesia mengalami era kejayaan minyak dan gas (migas) lewat ekspor dan berkontribusi terhadap 40 persen penerimaan negara.
Sementara saat ini, posisi produksi dan konsumsi minyak berbanding terbaik. Kebutuhan minyak per hari diperkirakan tembus 1 juta barel, di samping produksi harian yang terus menyusut menjadi 580.000 barel pada tahun 2024.
Bahlil mengatakan dalam mewujudkan kemandirian energi, telah disusun beberapa strategi untuk meningkatkan produksi minyak di dalam negeri. Ia mengatakan, saat ini setidaknya terdapat sekitar 40.000 sumur yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, namun hanya sekitar 16.700 sumur yang memproduksi minyak.
Bahkan sebagian besar dari sumur-sumur tersebut merupakan bekas peninggalan Belanda yang saat ini sudah tidak lagi produktif menghasilkan minyak. Bahlil menyebut peningkatan produksi minyak dapat dilakukan dengan tiga cara.
Pertama penerapan teknologi EOR (Enhanced Oil Recovery), pembangunan sumur eksplorasi, dan reaktivasi sumur idle.
"Target Bapak Presiden, di 2029-2030, lifting kita harus mencapai 900-1 juta barel per day. Itu target. Maka kami bekerja keras betul," pungkas Bahlil.
Editor: Puti Aini Yasmin