Bahlil Ungkap RI Butuh 6,2 Juta Tenaga Kerja di Sektor Energi hingga 2030
JAKARTA, iNews.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengungkapkan Indonesia membutuhkan sekitar 6,2 juta tenaga kerja langsung di sektor energi hingga tahun 2030.
Bahlil menjelaskan, kebutuhan besar ini muncul dari tiga proyek utama pemerintah, yaitu pengembangan pembangkit listrik, energi baru dan terbarukan, serta pembangunan jaringan transmisi. Di samping itu, terdapat proyek hilirisasi energi dan peningkatan produksi migas.
"Saya jelaskan bahwa dari 3 proyek sampai 2030 untuk bidang listrik, energi baru-terbarukan kemudian membangun transmisi, totalnya sekitar 69,5 gigawatt. Kemudian hilirisasi dan kenaikan lifting, kita butuh tenaga kerja yang bisa mencapai 6,2 juta sampai 2030. Itu tenaga kerja langsungnya," ucap Bahlil dalam acara Human Capital Summit 2025 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Selasa (3/6/2025).
Bahlil menambahkan, jika tenaga kerja tidak langsung turut dihitung, jumlah totalnya akan jauh lebih besar dari angka tersebut. Lebih jauh, dia menegaskan bahwa lapangan pekerjaan sebenarnya banyak tersedia, namun masyarakat juga harus mengevaluasi diri terkait kemampuannya.
"Jadi kalau ada yang mengatakan bahwa lapangan pekerjaan tidak ada, saya pikir harus kita menjadi introspeksi kolektif. Dan jangan kufur nikmat gitu. Tapi bagaimana kita mendekatkan kualitas diri kita untuk melakukan penyesuaian," katanya.
Bahlil pun mengajak generasi muda, untuk mulai mempertimbangkan jurusan di bidang energi pada tingkat perguruan tinggi. Dia menyebut, dunia kerja, terutama di sektor energi saat ini menuntut keahlian dan profesionalisme, tidak cukup hanya bermodalkan kemampuan berpidato atau menjadi aktivis seperti zaman dahulu.
"Kalau dulu cukup kita jadi aktivis, bisa pidato, bisa olah-olah dapat pekerjaan. Kalau sekarang nggak bisa. Dunia sudah berubah. Sudah harus profesional. Kalau generasi saya itu generasi olah-olah. Sekarang sudah nggak bisa," ucapnya.
Editor: Aditya Pratama