Balas Fadli Zon, Arsul Sani Bikin Puisi Ada Genderuwo di Senayan
 
                 
                JAKARTA, iNews.id – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mereaksi istilah politik genderuwo yang dilontarkan Presiden Joko Widodo dengan membuat puisi berjudul "Ada Genderuwo di Senayan". Dalam puisinya, Fadli menyebut genderuwo suka memanipulasi dan tipu sana-sini.
Membalas puisi tersebut, Sekjen PPP yang juga Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Arsul Sani membuat puisi serupa. Arsul memberi judul puisinya “Ada Genderuwo di Senayan.” Berikut puisi tersebut:
 
                                Ada Genderuwo di Senayan
Ada genderuwo di Senayan....
Pretensinya menjadi wakil rakyat yg lumayan...
Tapi pretensinya mengundang tanya apa iya kesampaian....
Ada Genderuwo di Senayan....
Tak begitu jelas apa yang telah dikerjakan... selain seringnya keluar negeri jalan-jalan....
Ada Genderuwo di Senayan...
Suaranya selalu dibuat galak tapi tak sungguh menawan....
Tak jelas pula gagasan alternatifnya untuk rakyat ditawarkan...
Ada Genderuwo di Senayan...
Belajarnya dari dulu studi Russia-an...., sekarang pun pakai jurus "Russian firehorse of falsehood" untuk kesenangan....
Ada Genderuwo di Senayan....
Saya ingin mengajaknya ke jalan kontestasi yang mencerahkan....
Saya ingin genderuwo berubah jadi insan intelektual yang berpikiran menawan....
Istilah politik genderuwo dilontarkan Presiden Jokowi saat membagikan sertifikat tanah di Tegal, Jawa Tengah. Politikus genderuwo yang dimaksud presiden merupakan politikus yang kerap menyebarkan propaganda menakut-nakuti masyarakat.
Di tahun politik saat ini, menurutnya banyak politikus yang pandai mempengaruhi masyarakat dengan membuat ketakutan dan kekhawatiran. Genderuwo dalam pemahaman masyarakat Jawa merupakan mahluk astral yang menakutkan.
“Jangan sampai seperti itu. Wong masyarakatnya senang-senang semua kok diberikan ketakutan. Iya tidak? Masyarakat senang-senang diberi propaganda ketakutakutan. Berbahaya sekali,” kata Jokowi di Tegal, Jumat (9/11/2018).
Editor: Zen Teguh