Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ariana Grande Terkena Covid-19 hingga Sejumlah Acara Dibatalkan, Begini Kondisinya
Advertisement . Scroll to see content

Bamsoet Minta Pemerintah dan KPU Pertimbangkan Tunda Pilkada jika Kasus Covid-19 Meningkat

Sabtu, 12 September 2020 - 00:16:00 WIB
Bamsoet Minta Pemerintah dan KPU Pertimbangkan Tunda Pilkada jika Kasus Covid-19 Meningkat
Bambang Soesatyo (Foto: Antara)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) menilai pemerintah dan KPU perlu mempertimbangkan penundaan Pilkada Serentak 2020 apabila kasus Covid-19 terus meningkat.

Dia meminta Kementerian Dalam Negeri dan KPU terus memantau dan mengawasi perkembangan kasus Covid-19 di semua daerah yang melaksanakan pilkada, terutama 45 di antaranya yang masuk zona merah.

"Langkah itu apabila situasi pandemi masih terus mengalami peningkatan, perlu dipertimbangkan secara matang mengenai pengunduran jadwal pelaksanaan Pilkada 2020," kata Bamsoet, Jumat (11/9/2020).

Kementerian Dalam Negeri dan KPU, lanjut dia, tidak perlu memaksakan pilkada dilaksanakan pada 2020 apabila situasinya riskan. Kesehatan masyarakat wajib menjadi prioritas bersama.

Lebih lanjut Bamsoet meminta pemerintah di 45 daerah yang akan melaksanakan pilkada meningkatkan kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Saya mendorong pihak penyelenggara pilkada dan Satgas Penanganan Covid-19 untuk meminta pemda dari 45 daerah yang berzona merah itu memastikan seluruh pihak yang terlibat dalam pilkada 2020 meningkatkan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan, guna mencegah penularan Covid-19 dan menghindari terbentuknya klaster dalam pilkada," ujarnya.

Pemerintah juga harus mengevaluasi seluruh perkembangan tahapan pilkada yang sudah dilaksanakan karena banyak ditemukan pelanggaran dalam penerapan protokol kesehatan.

Dia menegaskan perlu diambil sikap tegas dari awal apabila pelanggaran masih dilakukan dalam berbagai tahapan pilkada.

Kasus Covid-19 di Indonesia menembus 210.000, lebih dari 8.500 orang di antaranya meninggal dunia. Dari korban meninggal itu ada setidaknya 110 dokter dan sekitar 70 tenaga medis.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut