Bangkai Bus Transjakarta Terbakar di Bogor, Ini Temuan Kepala Desa
BOGOR, iNews.id - Puluhan bangkai bus Transjakarta terbakar yang berada di lahan kosong di Desa Dramaga, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jumat (13/11/2020). Rupanya, lokasi tersebut belum mendapatkan izin resmi dari aparatur setempat.
Kepala Desa Dramaga Yayat Supriyatna mengatakan bahwa bus-bus tersebut sudah berada cukup lama teronggok di lahan kosong seluas sekitar 5 hektare.
"Sudah lama dari 2018. Jadi pemilik tanah ini mungkin punya link dengan yang ngurus bus ini sehingga tempat ini dipake titipan bus. Tanahnya milik seseorang sudah dipindah tangan, karena tanah udah bersertifikat sehingga pindah tangannya ga melalui desa. Jadi sampai saat ini saya belum kenal siapa pemilik tanah ini," kata Yayat, kepada wartawan.
Alhasil, pihak desa pun tidak mempunyai banyak data terkait jumlah bangkai bus tersebut. Hanya informasi yang didapatnya, bus itu merupakan bus yang ditolak oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam pengadaan bus Transkakarta beberapa tahun lalu.
"Ini bus Transjakarta katanya. Pada waktu itu bus ini mungkin tidak sesuai dengan spek sehingga ditolak. Ini kemungkinan ya. Saya gak tahu yang sebenenya sehingga bus ini karena tidak diterima Pemprov DKI dititpkan di tempat ini. Jumlahnya (bus) saya kurang apal, yang jelas ada ratusan. Jangankan izin untuk hal ini, Assalamualaikum pun tidak," kata Yayat.
Hal senada juga dikatakan Camat Dramaga Ivan Pramudia yang mengaku belum pernah mendapat permohonan izin terkait keberadaan bus tersebut.
"Saya tidak pernah ketemu pemilik tanah ataupun yang operator Transjakarta ini. Ada izin atau tidak kita tidak tahu karena tidak punya dokumen," ucap Ivan.
Kuburan bus Transjakarta ini, lanjut Ivan sempat ditegur oleh kecamatan karena mendapat laporan warga sekitar yang mengeluhkan polusi udara karena aktivitas pemotongan dan pembakaran bangkai bus.
"Kami sudah tiga kali sidak sebenernya ke tempat ini dan ini yang ke empat kali. Ada pengaduan dari warga Pakuan Regency Kota Bogor karena batasnya hanya oleh kali mengakibatkan adanya polusi asap menimbulkan perih ke mata karena itu pembakaran karet dan cat. Kita sidak kita berikan saran merubah teknik pengelasan ditambah dengan penyemprotan agar asap itu tidak terlalu besar tapi mereka tidak ikuti. Sampai akhirnya begini (terbakar)," katanya.
Saat ini, petugas kecamatan masih menunggu hasil penyelidkan dari kepolisian terkait penyebab kebakaran. Hasilnya, akan segera dilaporkan ke Bupati Bogor Ade Yasin.
"Kita nanti nunggu hasil dari Kapolssek seperti apa kalau sudah ada hasilnya awal akan kita lapiorakan ke bupati apan yang terjadi di sini. Untuk ditutup atau police line kewenangannya di polisi," kata Ivan.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq