Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Jalur Pantura Semarang Masih Lumpuh Imbas Banjir Rob, Kendaraan Mengular 17 Km
Advertisement . Scroll to see content

Banjir Rendam 21 Desa di Grobogan, 2.095 Rumah dan Jalur Kereta Api Terdampak

Kamis, 23 Oktober 2025 - 22:54:00 WIB
Banjir Rendam 21 Desa di Grobogan, 2.095 Rumah dan Jalur Kereta Api Terdampak
Tim SAR mengevakuasi warga yang terjebak banjir di Kabupaten Grobogan. (Foto: BNPB)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Banjir besar melanda Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir yang terjadi sejak Selasa (21/10/2025) telah merendam 2.095 rumah yang tersebar di 21 desa.

"Hasil kaji cepat sementara hingga Kamis (23/10) pukul 19.25 WIB, tercatat ada sebanyak 2.095 unit rumah terdampak termasuk 1 fasilitas ibadah, 1 fasilitas pendidikan, 1 balai desa dan 2 pohon tumbang. Kemudian 2 titik tanggul jebol, 1 jembatan putus dan sekitar 205 hektare lahan pertanian terendam," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya, Kamis (23/10/2025). 

Limpasan air banjir juga sempat menggenangi jalur rel kereta api lintas Jakarta-Surabaya di Kecamatan Gubug. Akibatnya, perjalanan kereta api sempat terkendala.

"Namun, jalur tersebut kini telah kembali dapat dilalui setelah dilakukan penanganan oleh PT KAI Daop IV Semarang bersama lintas instansi terkait," katanya.

Abdul mengatakan, banjir saat ini perlahan mulai surut. Dia menyebut penanganan banjir ini dilakukan oleh BPBD Kabupaten Grobogan bersama TNI, Polri, Dinas Sosial, PMI, relawan.

"Hingga saat ini, sebagian besar genangan dilaporkan telah surut, dengan kondisi air di Kecamatan Purwodadi masih stabil pada tinggi muka air 20–50 sentimeter," ujar dia.

Dia menyampaikan bahwa banjir kali ini kembali mengingatkan pentingnya memahami karakter alam Grobogan, sebagai wilayah yang secara geografis dan hidrologis memang memiliki tantangan tersendiri dalam menghadapi perubahan musim.

Kabupaten yang diapit oleh Pegunungan Kapur di utara dan Pegunungan Kendeng di selatan ini dikenal memiliki dinamika cuaca yang kontras antara musim kemarau dan penghujan. Sebab saat kemarau, sebagian besar lahan pertanian retak dan sumur-sumur mengering. 

"Namun ketika musim hujan tiba, sungai-sungainya meluap, menguji ketangguhan warganya yang telah terbiasa hidup di antara dua musim ekstrem," katanya.

Editor: Kastolani Marzuki

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut