Berapa Lama Indonesia Dijajah Belanda? Ini Mitos dan Fakta Sejarahnya

JAKARTA, iNews.id - Pertanyaan yang sering menghantui masyarakat Indonesia berapa lama Indonesia dijajah Belanda. Pertanyaan ini sering kali dijawab dengan angka 350 tahun, tetapi apakah ini benar?

Mitos dan Fakta Sejarah Indonesia

Baca Juga

Moskow: Uni Eropa Mengakses Aset Rusia Adalah Pencurian, Apa Pun Framingnya!

Sejarah Indonesia sebagai negara merdeka dan berdaulat tidak terlepas dari perjuangan melawan penjajahan Belanda. Dalam semangat kemerdekaan tersebut, terdapat klaim bahwa Indonesia telah dijajah oleh Belanda selama lebih dari 300 tahun. Klaim ini penting dalam membangkitkan semangat nasionalisme dan patriotisme bangsa Indonesia.

Namun, perlu diingat pandangan ini juga didukung oleh perkataan Gubernur Jenderal de Jonge pada masanya yang menyebutkan bahwa Belanda akan memerintah di Indonesia selama 300 tahun lebih. Penggambaran sejarah Indonesia yang dijajah selama 350 tahun lebih merupakan hasil dari semangat perjuangan dan harapan masa lalu yang ingin meraih kemerdekaan.

Baca Juga

Sejarah Hari Santri, Pertempuran Melawan Penjajah Belanda

Mitos yang Bertahan: Indonesia Dijajah selama 350 Tahun?

Ketika kita mendekati pertanyaan ini dengan sudut pandang sejarah, telah menemukan fakta yang lebih kompleks. Sejarawan G.J. Resink yang mendalami sejarah Indonesia secara sistematis menemukan bahwa klaim tentang 350 tahun penjajahan hanyalah mitos belaka.

Resink melalui penelitiannya pada arsip-arsip perjanjian antara VOC (Verenigde Oostindische Compagnie) dan berbagai pihak di wilayah yang kemudian menjadi Indonesia, menunjukkan bahwa Belanda tidak secara eksplisit menguasai seluruh wilayah dengan menghapus kedaulatan lokal.
 
Pendekatan ini tidak hanya didasarkan pada pengakuan formal dalam perjanjian, melainkan juga pada praktik nyata yang ada di lapangan. Dengan kata lain, di banyak wilayah, Belanda mengakui kedaulatan setempat. Oleh karena itu, klaim 350 tahun penjajahan sebenarnya bukan sebuah fakta sejarah yang akurat.

Baca Juga

Infografis 6 Negara Pernah Menjajah Indonesia

Durasi Penjajahan Sebenarnya

Dari sudut pandang yang lebih akurat, penjajahan Belanda terhadap wilayah yang kemudian menjadi Indonesia tidak mencapai 350 tahun. Berdasarkan penelitian Resink dan sejarawan lainnya, Belanda membutuhkan waktu sekitar 40 hingga 50 tahun untuk benar-benar menguasai seluruh wilayah tersebut.

Menghitung dari saat kapal pertama Cornelis de Houtman mendarat di Pelabuhan Banten pada tahun 1596, penjajahan Belanda di Indonesia seharusnya berakhir pada awal abad ke-20. Ini dasar sejarah yang lebih tepat.

Baca Juga

Menlu Retno Tegaskan Akar Masalah Konflik Palestina-Israel Penjajahan

Untuk melihat lebih dalam realitas penjajahan Belanda di Indonesia, kita harus memahami bahwa konsep penjajahan tidak selalu mencakup semua wilayah yang dikuasai oleh penjajah. Terdapat sejumlah daerah yang memiliki otonomi lokal dan perjanjian dengan Belanda yang mengakui kedaulatan mereka sendiri. Jadi, konsep ini tidak selalu menggambarkan kondisi sebenarnya di lapangan.

Hanya ketika semua elemen di seluruh Indonesia di bawah pengaruh Belanda dihilangkan, bisa kita benar-benar mengatakan penjajahan telah berakhir. Oleh karena itu, penjajahan sebenarnya hanya berlangsung selama beberapa dekade sebelum dan setelah abad ke-20, ketika Belanda memegang kendali atas seluruh wilayah Indonesia.

Mitos yang Membangkitkan Semangat

Mitos 350 tahun penjajahan oleh Belanda, seperti yang digagas oleh para pemimpin nasional Indonesia di masa lalu, memiliki nilai yang positif. Hal ini dirancang untuk membangkitkan semangat nasionalisme, patriotisme, serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. 

Meskipun mitos ini bukan fakta sejarah yang akurat, ia memainkan peran penting dalam pembentukan identitas nasional Indonesia. 

Demikianlah pembahasan mengenai berapa lama Indonesia Dijajah Belanda. Penting untuk kita menggali pengetahuan yang akurat, sekaligus memahami mitos yang telah membentuk cara kita memahami masa lalu dan mendorong semangat untuk meraih kemerdekaan.

Editor: Faieq Hidayat