Bersahabat sejak SMA, Intip Gaya 2 Menteri Jokowi saat Kulineran
JAKARTA, iNews.id - Di sela-sela menjalankan tugas ke berbagai daerah, tak jarang para pejabat negara menikmati kuliner tradisional. Selain untuk mencicipi kekhasan lokal, kulineran itu juga bentuk dukungan atas usaha yang dijalankan anak bangsa.
Itu pula yang dilakukan para menteri Kabinet Indonesia Maju. Sebagai contoh dua sahabat: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Ani belum lama ini melaksanakan kunjungan kerja ke Semarang, Jawa Tengah. Sebelum kembali ke Jakarta, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mencicipi soto.

“Sore hari sebelum kembali ke Jakarta kemarin, saya menyempatkan diri mampir menikmati soto khas Semarang di salah satu tempat kuliner. Soto ini khas sekali karena pernak-perniknya yang banyak dan enak, seperti perkedel, tempe, dan sate kerang,” kata Ani melalui akun Instagram.
Ani menuturkan, kuliner tercatat sebagai sub sektor penyumbang GDP terbesar dari ekonomi kreatif, yaitu rata-rata tiap tahun berkontribusi sekitar 42 persen dari total PDB ekonomi kreatif.
Sementara itu, Retno dalam kunjungannya ke Banyuwangi, Jawa Timur beberapa waktu lalu juga menyempatkan untuk menikmati kuliner lokal. Mantan dubes RI untuk Kerajaan Belanda itu tak segan memuji rasa masakan itu.
“Halo dari Banyuwangi!. Sudah pernah mencoba "pecel pitik “atau “sego cawuk”? Keduanya merupakan sajian khas dari Banyuwangi looh...harganya murah rasanya maknyusss..Satu lagi khas dr Banyuwangi adalah kopi osing..yang legendaris dan diakui sebagai salah satu kopi terenak di Indonesia..,” ujar Retno.

Untuk diketahui, Sri Mulyani dan Retno sama-sama lulusan SMA 43 Semarang. Mereka dipersatukan kembali di bawah kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sri Mulyani juga pernah menggambarkan persahabatan mereka ketika mengunggah momen satu payung berdua dengan Retno di Istana menjelang rapat persiapan G20 dengan Presiden.
"Jalan di bawah payung berdua Menlu Retno Marsudi di istana Merdeka, serasa nostalgia masa SMA 3 di Semarang 43 tahun lalu," kata Ani.
Editor: Zen Teguh