Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Dirut LPDB Optimistis KPBS Pangalengan Jadi Mitra Strategis untuk Program MBG
Advertisement . Scroll to see content

BGN Tegaskan SPPG Tak Paksa Anak yang Libur Datang ke Sekolah buat Ambil MBG

Selasa, 23 Desember 2025 - 16:36:00 WIB
BGN Tegaskan SPPG Tak Paksa Anak yang Libur Datang ke Sekolah buat Ambil MBG
Ilustrasi SPPG (dok. iNews.id)
Advertisement . Scroll to see content

YOGYAKARTA, iNews.id - Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) bidang Komunikasi Publik dan Investigasi, Nanik Sudaryati Deyang, menegaskan, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) tidak memaksa anak-anak yang sedang libur sekolah untuk datang ke sekolah guna mengambil Makan Bergizi Gratis (MBG).

Dia menjelaskan, selama masa liburan sekolah, pemberian MBG terutama difokuskan kepada kelompok penerima manfaat dari kalangan ibu hamil, ibu menyusui, dan balita atau yang dikenal sebagai kelompok 3B.

“Yang tidak libur, atau tetap diberikan MBG, itu adalah untuk 3B. Siapa yang mengantar? Ya seperti biasa, para petugas yang selama ini sudah berjalan,” kata Nanik di Yogyakarta, Selasa (23/12/2025).

Menurut Nanik, BGN memahami pentingnya konsistensi dalam perbaikan gizi siswa. Namun di sisi lain, BGN juga menyadari bahwa anak-anak sekolah sedang memasuki masa liburan. Karena itu, SPPG memberikan fleksibilitas kepada sekolah penerima manfaat.

Sekolah yang ingin tetap menerima MBG dipersilakan mengajukan permohonan, dan makanan akan diantarkan dalam bentuk makanan kering sesuai permintaan sekolah.

“Jadi anak-anak tidak dipaksa untuk datang ke sekolah. Silakan saja kalau makanan MBG itu diambil ibunya, ayahnya, atau saudaranya. Kalau misalnya sekolah tidak mau menerima, wali murid juga tidak mau, maka juga tidak apa-apa, dan tidak dipaksa. Jadi tidak ada yang memaksa anak-anak libur ke sekolah untuk mengambil MBG. Mohon jangan dipelintir,” katanya.

Nanik juga meluruskan tudingan yang menyebut pemberian MBG saat liburan sekolah dilakukan untuk menghabiskan anggaran. Dia menegaskan, justru terjadi penghematan anggaran yang signifikan sepanjang 2025.

“Justru sebaliknya, kami menghemat anggaran luar biasa di tahun 2025. Bayangkan, anggaran MBG tahun 2025 itu 71 T, targetnya untuk 6 juta penerima manfaat yang terdiri dari anak sekolah dan 3B, namun ternyata kami bisa memberi manfaat kepada 50 juta anak Indonesia dan kelompok 3B,” ujarnya.

Penghematan tersebut, lanjut Nanik, terjadi karena banyak mitra dan yayasan yang bersedia membangun dapur MBG secara mandiri atau Dapur Mandiri, sehingga BGN tidak perlu membangun seluruh dapur sendiri.

“Akhirnya cost yang dikeluarkan BGN hanya untuk program MBG 15.000/MBG; gaji karyawan BGN, termasuk SPPI, ahli gizi, dan akuntan di tiap-tiap SPPG, yang saat ini hampir 100.000 dan tersebar dari Sabang sampai Merauke; dan juga untuk operasional. Data yang saya sampaikan ini bisa dicek ke Kementerian Keuangan,” kata Nanik.

Dia menegaskan komitmen pemerintah untuk terus meningkatkan gizi anak-anak Indonesia. Pesan tersebut, menurut Nanik, juga sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto agar tidak ada anak Indonesia yang tertinggal dari pemenuhan gizi.

“Pesan Pak Prabowo, tidak boleh satu anak Indonesia pun, baik (anak usia sekolah) yang berada di jalanan bila belum Sekolah Rakyat, anak-anak di pondok-pondok pesantren baik yang terdaftar di Kementerian Agama, maupun yang tidak terdaftar, semua harus dapat makan bergizi gratis,” ujar mantan wartawan senior itu.

Terkait isu pemberian makan gratis bagi lanjut usia dan penyandang disabilitas, Nanik menegaskan program tersebut bukan merupakan kewenangan BGN.

“Program itu masih wacana Kemensos, jadi bukan progam BGN ya,” kata Nanik.

Editor: Reza Fajri

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut