Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pramono Perluas Digitalisasi Pasar: Warga Pakai QRIS, Preman dan Copet Berkurang
Advertisement . Scroll to see content

BI Ungkap Turis Malaysia Paling Banyak Pakai QRIS, Lokasi Transaksi Favorit di Bandung

Minggu, 26 Oktober 2025 - 09:54:00 WIB
BI Ungkap Turis Malaysia Paling Banyak Pakai QRIS, Lokasi Transaksi Favorit di Bandung
Ilustrasi QRIS. (Foto: iNews.id)
Advertisement . Scroll to see content

BUKITTINGGI, iNews.id - Bank Indonesia (BI) mencatat turis Malaysia menjadi pengguna Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) paling banyak di Indonesia. Penggunaan terbanyak salah satunya di Bandung.

Deputi Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Himawan Kusprianto menjelaskan dominasi penggunaan QRIS cross-border saat ini berasal dari skema inbound.

"Sekarang yang paling gede Malaysia. Malaysia banyakan inbound gitu ya, inbound tuh artinya orang Malaysia banyakan belanja di kita," ujar Himawan di Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), dikutip Minggu (26/10/2025).

Dia menyoroti beberapa lokasi di Indonesia yang menjadi tujuan favorit turis Malaysia untuk bertransaksi menggunakan QRIS. Salah satunya di Bandung.

Menurut dia, transaksi terbanyak dilakukan turis Malaysia saat menaiki Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh.

"Paling banyak tuh di Bandung, mungkin Bandung atau naik Whoosh, kadang-kadang mereka naik Whoosh tuh, karena kereta cepat di ASEAN baru kita kan ya, naik Whoosh. Itu cukup masif penggunaan di Bandung gitu kan ya atau di Tanah Abang. Tapi intinya orang Malaysia, banyak menggunakan ini, paling banyak," jelasnya.

Meskipun baru berjalan sekitar tiga tahun, BI melihat potensi pertumbuhan QRIS cross-border yang sangat besar di masa depan. Berdasarkan data, transaksi QRIS baru mencapai sekitar 10 persen dari potensi total transaksi yang ada.

Selain memperluas akseptansi, BI juga berupaya agar transaksi cross-border lebih banyak dilakukan berbasis Local Currency Transaction (LCT) atau menggunakan mata uang lokal, sehingga tidak perlu dikonversi ke dolar AS terlebih dahulu.

"Basisnya kita harapannya pakai local currency transaction gitu ya, jadi settlement-nya itu gak perlu ke nilai dolar dulu, jadi langsung bilateral dan terus berkembang," kata Himawan.

Editor: Rizky Agustian

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut