Biografi Chairil Anwar Singkat, Penyair Legendaris Indonesia yang Menginspirasi
JAKARTA, iNews.id – Biografi Chairil Anwar singkat ini wajib diketahui para penyair muda. Pasalnya, pujangga legendaris ini telah melahirkan banyak karya sastra terkenal. Sosok Chairil Anwar dikenal sebagai penyair yang berperan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui puisi-puisi yang ditulisnya.
Selain itu, Chairil Anwar adalah salah satu tokoh penting yang diakui sebagai pelopor dalam penggunaan bahasa Indonesia yang modern dan ekspresif. Berikut ini adalah biografi Chairil Anwar yang dikutip dari berbagai sumber, Senin (28/8/2023).
Chairil Anwar merupakan anak dari pasangan Toeloes dan Saleha, yang berasal dari Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat. Ayahnya adalah seorang Bupati Indragiri, Riau, yang tewas dalam Pembantaian Rengat saat Chairil berusia tujuh tahun.
Selain itu, Chairil juga masih memiliki hubungan keluarga dengan Sutan Syahrir, Perdana Menteri pertama Indonesia, yang merupakan pamannya.
Mempunyai kehidupan mapan dan tergolong kaum bangsawan, Chairil Anwar disekolahkan di Hollandsch-Inlandsche School (HIS). HIS sendiri adalah sekolah pada zaman penjajahan Belanda yang diperuntukkan khusus untuk anak-anak bangsawan. Chairil kerap membaca buku Hogere Burgerschool disingkat HBS atau setara dengan SMA walaupun kala itu ia masih duduk di bangku SMP.
Berbekal dari buku-buku yang dibacanya, pada usia 18 tahun, Chairil memilih untuk berhenti bersekolah dan merasa tidak harus melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Chairil Anwar menjadi lebih mendalami dunia sastra saat tinggal di Batavia (Jakarta), setelah pindah bersama ibunya pasca-perceraian orangtuanya. Chairil Anwar mulai menulis puisi ketika berusia 19 tahun, di mana puisi pertamanya berjudul “Kepada Presiden Baru”.
Pada 6 September 1946, tepat di usianya yang ke-23, Chairil memutuskan untuk menikahi pujaan hatinya, Hapsah Wiriaredja setelah 3 bulan berpacaran.
Mereka dikaruniai seorang putri cantik yang diberi nama Evawani Alissa. Hapsah sendiri adalah seorang wanita biasa, yakni pegawai di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Di umur yang belum genap 27 tahun, Chairil Anwar meninggal karena tak kuasa menahan penyakitnya.
Kepergiannya yang begitu cepat itu tentu membuat orang-orang terdekatnya merasa kehilangan. Untuk mengenangnya, tanggal kematiannya ini didedikasikan sebagai Hari Puisi Nasional.
Karya-karya Chairil Anwar merupakan peninggalan sastra yang berharga bagi bangsa Indonesia. Karya-karyanya mengandung makna filosofis yang mendalam, serta keindahan bahasa yang memukau.
Beberapa karya terkenal dari Chairil Anwar antara lain “Aku”, “Di Tepi Kali”, “Krawang-Bekasi”, “Jangan Pernah Kau Lupa”, dan “Buru Island”. Melalui karya-karyanya, Chairil Anwar berhasil menginspirasi banyak penulis dan penyair muda di Indonesia.
Ia juga menunjukkan kecintaannya terhadap Tanah Air dengan menulis puisi-puisi patriotik yang menggugah semangat perjuangan.
Chairil menulis sajak "Persetujuan dengan Bung Karno", yang merefleksikan dukungannya pada Bung Karno untuk terus mempertahankan proklamasi 17 Agustus 1945.
Bahkan sajaknya yang berjudul "Aku" dan "Diponegoro" juga banyak diapresiasi orang sebagai sajak perjuangan. Kata Aku binatang jalang dalam sajak Aku, diapresiasi sebagai dorongan kata hati rakyat Indonesia untuk bebas merdeka.
Puisi-puisi Chairil Anwar mengekspresikan jiwa pemberontak dan pencari makna hidup yang tidak puas dengan keadaan yang ada. Ia menulis dengan jujur dan tanpa kompromi tentang dirinya sendiri dan dunianya.
Chairil Anwar telah menerima berbagai penghargaan dan pengakuan atas karya-karyanya sebagai salah satu penyair besar Indonesia. Pada tahun 1969, pemerintah Indonesia menganugerahkan penghargaan Bintang Budaya Parama Dharma kepadanya atas jasa-jasanya dalam bidang kepenyairan.
Selain itu, beberapa universitas di Indonesia juga memberikan penghargaan kepadanya sebagai bentuk pengakuan atas kontribusinya dalam dunia sastra.
Itulah biografi Chairil Anwar singkat, sang pujangga legendaris. Semoga menginspirasi.
Editor: Komaruddin Bagja