Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Tokoh Banten TB Sangadiah Wafat, Partai Perindo: Sosok Ulama dan Pendekar Pemersatu
Advertisement . Scroll to see content

Biografi Imam Hambali, Ulama Besar Pendiri Mazhab

Kamis, 21 September 2023 - 22:40:00 WIB
Biografi Imam Hambali, Ulama Besar Pendiri Mazhab
Berikut biografi Imam Hambali, ulama besar yang dikenal sebagai pendiri salah satu dari empat mazhab umat Muslim. (Foto: Ilustrasi/Antara)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Biografi Imam Hambali menarik untuk diulas. Ulama besar pendiri salah satu dari empat mazhab besar Islam itu dikenal sebagai sosok yang gigih dalam menuntut ilmu.

Berikut adalah biografi lengkap Imam Hambali, mulai dari awal kehidupannya hingga akhir hayatnya.

Biografi Imam Hambali

Imam Ahmad ibn Hanbal, sering dikenal sebagai Imam Hambali, dianggap sebagai salah satu ulama paling berpengaruh dalam sejarah Islam. Dia lahir di Marw yang sekarang bagian dari Turkmenistan pada Rabi'ul Awal 164 H atau 780 M. 

Imam Hambali dibesarkan di lingkungan yang penuh dengan ilmu dan pengetahuan di Kota Baghdad yang merupakan ibu kota Kekhalifahan Bani Abbas pada saat itu.

Biografi Imam Hambali menyebut dia adalah seorang pakar hadis dan teologi Islam. Kehidupannya yang diwarnai dengan prinsip-prinsip agama dan sifat-sifat baik menjadi teladan bagi banyak orang lainnya.

Dia dikenal sebagai imam umat Muslim, mufti, dan ulama yang memahami hadis Nabi Muhammad Saw secara menyeluruh.

Ungkapan “Hanbali” dan “Hanabilah” mengacu pada mazhab Hambali yang banyak dianut oleh umat Muslim. Hambali mengacu pada gagasan Imam Ahmad bin Hanbal, sedangkan Hanabilah adalah pengikut ijtihad Imam Hambali soal hukum fiqih.

Biografi Imam Hambali menerangkan, dia memiliki nasab yang terhormat dan terhubung dengan keturunan Nabi Muhammad Saw, baik melalui ayahnya maupun ibunya. Ayahnya meninggal sebelum kelahirannya, dan dia tumbuh dalam kehidupan yang sederhana. 

Dalam mazhab Hambali, Imam Ahmad ibn Hanbal menduduki posisi sentral yang memberikan warisan intelektual dan spiritualnya yang hingga kini tetap menjadi sumber inspirasi bagi banyak umat Muslim hingga hari ini.

Latar Belakang Pendidikan Imam Hambali

Imam Ahmad ibn Hanbal, seorang tokoh agama yang terkenal dengan keteguhan dalam mempertahankan keimanan dan cintanya terhadap ilmu. Dari masa kecilnya yang fakir dan yatim, beliau menunjukkan semangat belajar yang luar biasa.
 
Biografi Imam Hambali menerangkan, dia tumbuh di Baghdad, sebuah pusat pembangunan dan ilmu pengetahuan pada zamannya. Kecintaannya terhadap ilmu Islam membawanya belajar al-Qur'an, al-Hadits, bahasa Arab, dan beberapa ilmu lainnya kepada ulama-ulama terkemuka di kota tersebut. Meskipun hidup dalam keterbatasan, dia tidak segan bekerja untuk mendapatkan uang demi mencapai cita-citanya.

Imam Hambali mulai mempelajari hadis dengan serius ketika berusia 16 tahun, pada masa pemerintahan Harun ar-Rasyid. Perjalanannya membawa dia ke berbagai pusat ilmu Islam, termasuk kota Basrah, Hijaz, Yaman, Mekah, dan Kufah. 'Abd ar-Razzaq bin Humam, 'Ali bin Mujahid, Jarir bin 'Abdal-Hamid, Sufyan bin 'Uyainah, Imam Syafi'i, dan beberapa ulama lainnya bertemu dengannya dalam perjalanan menuntut ilmu. 

Kemudian pertemuan dengan Imam Syafi'i memberinya pemahaman yang lebih baik tentang fiqh, ushul fiqh, nasikh, mansukh, hingga kesahihan hadis.

Karena perhatiannya terhadap hadis, dia mampu membuat kajian yang memuaskan dan memberinya cara baru dalam memandang fiqh. Imam Hambali dikenal karena karya terkenalnya Al-Musnad yang berisi 40.000 hadis terpilih dari 70.000 hadis. 

Karya ini menjadi rujukan penting dalam memberikan fatwa-fiqh. Di dalamnya, kita dapat menemukan fiqh sahabat, seperti 'Umar, 'Ali, dan Ibnu Mas'ud. Ia menghabiskan seluruh hidupnya untuk menuntut ilmu, khususnya di bidang hadis. Meski sudah tua dan menjadi Imam, ia tidak berhenti belajar.

Peristiwa Mihnah: Ujian Berat Imam Hambali

Ketika Mu'tazilah menjadi sekte resmi negara, Imam Hambali menghadapi ujian besar. Pemerintah berusaha memaksa para ulama untuk mengakui Al-Quran sebagai makhluk pada saat itu. 

Biografi Imam Hambali menyatakan, meski ada ketakutan yang meluas, Imam Hambali dan beberapa ulama lainnya menolak. Mereka percaya bahwa Al-Quran adalah firman Allah, bukan makhluk.

Imam Hambali dan ulama lainnya dijebloskan ke penjara dan disiksa selama bertahun-tahun, tetapi penyiksaan tersebut tidak menggoyahkan keyakinan mereka. Setelah perubahan pemerintahan dari pemerintahan al-Ma’mun hingga pemerintahan al-Wasiq, di pemerintahan al-Mutawakkil-lah dihidupkan kembali kebijakan yang mendukung sunnah Nabi Muhammad Saw dan Imam Hambali bersama ulama-ulama lainnya juga akhirnya dibebaskan.

Begitulah penderitaan Imam Ahmad bin Hanbal karena menolak mengakui bahwa Al-Qur'an adalah makhluk. Kemudian ia jatuh sakit beberapa tahun setelah dibebaskan dari penjara.

Akhir Hayat Imam Hambali

Imam Ahmad bin Hambal sakit parah selama sembilan hari dan wafat pada 12 Rabi'ul Awwal 241 H di Bagdad pada usia 77 tahun. Sebelum wafat, dia memberikan isyarat agar diwudukan, ketika sedang diwudukan dia kemudian berzikir dan menyela-nyelakan jarinya. Jenazahnya dihadiri oleh delapan ratus ribu pelayat lelaki dan enam puluh ribu pelayat perempuan, dan dia dimakamkan di permakaman al-Harb.

Imam Ahmad bin Hanbal salah satu tokoh besar dalam sejarah Islam dikenal tidak hanya karena sumbangsihnya dalam bidang fiqh, tetapi juga karena pengaruh besar yang diterimanya dari para guru. Salah satu guru utamanya adalah Husen ibn Bashir ibn Abi Hazim, yang lahir pada tahun 104 H dan wafat pada tahun 183 H. 

Biografi Imam Hambali menuturkan, dia menghabiskan lima tahun dalam tempaan belajar bersamanya. Husen ibn Bashir dapat dianggap sebagai sosok yang paling mempengaruhi kehidupan dan pemikiran Imam Hambali. 

Selama masa ini, Imam Hambali mendalami cara istinbath dan membangun pemahaman dalam bidang hadis. Selain Husen ibn Bashir, Imam Hambali juga berguru kepada Imam asy-Syafi'i. Dalam pembelajarannya bersama Imam asy-Syafi'i, Imam Hambali mempelajari fiqh dan ushul. 

Kecakapan Imam asy-Syafi'i dalam beristinbath sangat memikat hati Imam Hambali dan mengarahkannya pada pemahaman yang lebih mendalam tentang ilmu ini.

Imam Hambali tidak hanya belajar dari dua guru besar di atas, tetapi juga mendapatkan pengajaran lebih dari 100 ulama besar lainnya, baik di Baghdad maupun di berbagai kota lain. Guru-guru ini berasal dari berbagai disiplin ilmu, termasuk fiqh, ushul, kalam, tafsir, hadis, tarikh, dan lughah. Pengaruh beragam ini memperkaya wawasan dan pengetahuan Imam Hambali.

Imam Ahmad bin Hanbal meyakini ilmu pengetahuan tidak dapat diperoleh dengan mudah, sehingga dia sangat menghargai peran guru-gurunya dalam pembentukan pemahamannya. Keyakinan ini mengilhami rasa hormat yang mendalam terhadap para guru yang telah membimbingnya dalam perjalanan dakwahnya.

Karya Terbesar Imam Hambali

Al-Musnad al-Kabir ditulis oleh Ahmad bin Hanbal. Ini adalah salah satu kitab terbesar tentang "Musnad" dan salah satu karya terbaiknya. Ia juga memiliki studi penelitian terbaik tentang Hadits. Dia tidak memasukkan apa pun ke dalam bukunya yang tidak diperlukan sebagai bukti. Terdapat lebih dari 25.000 hadis dalam buku Musnad ini.

Buku as-Salat dan Buku as-Sunnah juga merupakan karya Imam Hambali. Putranya menyusun musnad yang merupakan kumpulan lebih dari 40.000 hadis dari ajaran ayahnya. 

Itulah sekilas tentang biografi Imam Hambali, seorang ulama besar yang pemikirannya hingga kini masih dipakai dan dijadikan acuan oleh umat Muslim di dunia.

Editor: Rizky Agustian

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut