Biografi KH Masykur, Ulama Pejuang Kemerdekaan Komandan Laskar Sabilillah
JAKARTA, iNews.id - Biografi KH Masykur mengungkap sepak terjangnya sebagai salah satu tokoh ulama terkemuka Indonesia. Dia berperan besar dalam memperjuangkan kemerdekaan dan perkembangan Islam di Tanah Air.
KH Masykur lahir pada 30 Desember 1902 di Singosari, Malang, Jawa Timur. Dia merupakan putra dari pasangan KH Maksum dan Ny Maemunah.
Pendidikan dan pengalaman hidupnya yang sangat beragam telah membentuknya menjadi sosok ulama, pendidik, sekaligus pejuang yang berdedikasi.
KH Masykur wafat pada 19 Desember 1992. Dia meninggalkan jejak yang mendalam bagi sejarah bangsa Indonesia.
Berikut biografi KH Masykur sebagaimana iNews.id rangkum dari berbagai sumber, Jumat (20/10/2023).
KH Masykur mengakhiri masa bujangnya pada 1923. Dia menikahi cucu KH Nachrowi Thohir, guru besar di pesantrennya di Malang.
Sayangnya, istrinya meninggal tak lama setelah pernikahan. Keduanya pun tak dikaruniai anak.
KH Masykur lantas menikahi adik mendiang istrinya yang bernama Fatimah atas usul KH Khalil Genteng. Pasangan ini bertemu di sebuah pesantren dan kemudian menikah untuk memajukan Islam.
Dia tercatat bersekolah di beberapa pesantren di Jawa Timur sepulang dari Makkah dan Madinah. Beberapa pesantren yang menjadi tempatnya menimba ilmu antara lain Pondok Pesantren Bungkuk yang dipimpin oleh KH Nachrowi Thohir, Pesantren Sono di Buduran, Sidoarjo, dan Pesantren Siwalan di Panji, Sidoarjo. Dia mendalami ilmu nahwu sharaf.
KH Masykur sangat tekun dalam mengejar ilmu. Selama 4 tahun, dia menempuh pendidikan di Pesantren Siwalan Panci, Jawa Timur, dan kemudian melanjutkan studinya di Pesantren Tebuireng selama kurang lebih 2 tahun.
Dia juga menimba ilmu di Pesantren KH Khalil Bangkalan, Madura, selama 1 tahun, dan berkuliah di Madrasah Mamba'ul Ulum Jamsaren, Solo, selama 7 tahun.
Pendidikan dia juga melintasi berbagai wilayah di Indonesia. Di Jawa Barat, dia menempuh pendidikan di Pesantren Ngamplang, Garut, selama 2 tahun.
Semangat dia dalam mengejar ilmu sangat mengesankan dan keberhasilan dalam menyelesaikan pendidikan dari berbagai pesantren ternama di Indonesia menunjukkan dedikasi dan ketekunan dia.
Selama masa penjajahan Jepang, KH Masykur bergabung dengan Pembela Tanah Air (PETA), organisasi paramiliter yang dibentuk oleh pemerintah Dai Nippon. PETA kemudian menjadi salah satu unsur utama yang membentuk Tentara Nasional Indonesia (TNI).
KH Masykur aktif terlibat dalam perjuangan melawan penjajahan. Saat itu dia juga terlibat dalam berbagai gerakan perjuangan dengan mengomandoi Laskar Sabilillah bersama Laskar Hizbullah yang terlibat dalam Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
Saat Indonesia merdeka dan menghadapi ancaman Agresi Militer Belanda, KH Masykur terlibat dalam perjuangan bersama dengan TNI dalam menjaga kemerdekaan Indonesia. Keandalan dia dalam berbagai bidang, baik ilmu agama maupun kemiliteran, membuatnya menjadi salah satu tokoh yang sangat dihormati dalam perjuangan tersebut.
Setelah Indonesia merdeka, KH Masykur terlibat dalam berbagai aspek pemerintahan dan politik Indonesia. Dia pernah menjadi anggota Dewan Pertahanan Nasional, Menteri Agama Republik Indonesia dalam beberapa kabinet pemerintahan, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan berperan dalam berbagai posisi penting dalam tubuh pemerintahan dan parlemen.
Dia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), dan posisinya dalam PBNU sangat berpengaruh dalam perkembangan organisasi Islam terbesar di Indonesia. Selain itu, KH Masykur juga menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung dan menduduki berbagai posisi penting dalam partai politik seperti Partai Masyumi dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Pada tahun 1974, KH Masykur tampil sebagai pemimpin tertinggi dalam perjuangan santri melawan G30S/PKI. Santri di bawah pimpinan KH Masykur memegang peranan penting dalam menggagalkan upaya G30S/PKI yang berusaha mengambil alih pemerintahan di Indonesia.
Setelah mengakhiri karier politiknya, KH Masykur kembali fokus pada pengabdiannya di bidang pendidikan dan agama. Dia menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan terus berkontribusi pada perkembangan pendidikan Islam di Indonesia.
KH Masykur adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia yang memberikan kontribusi besar dalam perjuangan kemerdekaan dan perkembangan Islam di Tanah Air. Kehidupan dan perjalanan kariernya mencerminkan keteguhan hati, semangat perjuangan, dan cinta yang mendalam terhadap agama dan bangsa.
Dia memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk terus berjuang demi Indonesia yang lebih baik dan menjadi teladan dalam dedikasi terhadap pendidikan dan agama. Legasi KH Masykur tetap hidup dalam sejarah Indonesia dan terus dihormati oleh masyarakat.
Sebagai ulama, pendidik, dan pejuang, KH Masykur telah membuktikan bahwa satu individu dengan tekad yang kuat dapat memberikan dampak besar dalam sejarah bangsa. Dedikasinya untuk Indonesia dan Islam adalah suatu teladan yang tak terlupakan.
Warisan nilai-nilai perjuangan, keteguhan iman, dan semangat belajar KH Masykur masih menginspirasi hingga saat ini. Dalam biografi KH Masykur, dia adalah salah satu pahlawan yang memberikan segalanya untuk kemerdekaan dan agama.
Editor: Rizky Agustian