Biografi Sunan Gresik, Wali Songo Pertama Penyebar Agama Islam di Tanah Jawa
JAKARTA, iNews.id – Biografi Sunan Gresik perlu diketahui umat Islam di Indonesia. Pasalnya ia adalah salah satu Wali Songo pertama yang menginjakkan kaki dan memulai dakwahnya di Tanah Jawa.
Menjadi pendakwah masyhur pertama kali di Tanah Jawa, Sunan Gresik dipercaya oleh Raja Majapahit untuk mendirikan Masjid dan Pesantren di Desa Pesucinan, Gresik, Jawa Timur, dan menyebarkan Islam.
Dalam berdakwah, Sunan Gresik dikenal sebagai sosok yang sangat bijaksana dengan menunjukkan kebaikan serta keindahan dari Islam. Sehingga masyarakat tertarik untuk masuk agama Islam.
Sunan Gresik memiliki nama asli Maulana Malik Ibrahim. Beliau awalnya dikenal dengan nama Maulana Maghribi tapi kemudian namanya lebih populer dengan julukan sebagai Sunan Gresik, karena tempatnya berdakwah yang paling lama adalah di Gresik, Jawa Timur.
Dikutip biografi Sunan Gresik versi Babad Tanah Jawi karya J.J. Meinsma, Rabu (30/8/2023) Sunan Gresik dipanggil sebagai Makhdum Ibrahim as-Samarqandy, yang mengikuti pelafalan bahasa Jawa dari Syekh Ibrahim Asmarakandi.
Ia menyebutkan bahwa Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik lahir di Samarkand di Asia Tengah pada awal abad ke-14.
Secara silsilah, Sunan Gresik bernasab pada Nabi Muhammad SAW lewat jalur Husain bin Ali RA. Dia merupakan keturunan Ali Zainal Abidin, cicit Rasulullah.
Sunan Gresik memiliki karomah atau biasa dikenal dengan kemuliaan yang diberikan Allah SWT.
Karomah tersebut berupa beliau dapat menurunkan hujan lebat. Selain itu, beliau juga pernah mengajarkan muridnya untuk menaklukkan atau mencegah perampok.
Ketika pertama kali datang ke Tanah Jawa, Sunan Gresik disuguhkan pemandangan yang sungguh miris, yaitu anak gadis yang hendak dijadikan tumbal.
Sunan Gresik lalu bertanya pada orang-orang, beliau mendapat informasi kalau gadis tersebut sedang menjadi tumbal untuk dipersembahkan kepada dewa hujan karena di tempat tersebut sedang mengalami kemarau panjang.
Sunan Gresik kemudian bersama kelima muridnya menghadap kiblat lalu melakukan salat sunah Istisqa sebanyak dua rakaat untuk memohon hujan.
Tak berselang lama, turunlah hujan dengan deras. Orang-orang setempat yang sangat gembira pun berterima kasih dan diajarkan mengucapkan dua kalimat syahadat dan diajak untuk memeluk agama Islam.
Setelah dekat dengan masyarakat, Sunan Gresik semakin mempererat hubungannya dengan masyarakat dengan cara melakukan interaksi berdagang dan bercocok tanam.
Strategi dakwah Sunan Gresik ini adalah lewat salah satu kelebihannya yang bisa menyembuhkan penyakit dengan izin Allah SWT.
Kabar mengenai keahlian Sayyid yang bisa menyembuhkan orang sakit pun bahkan sampai terdengar ke telinga Raja Majapahit yang langsung memanggilnya untuk membantu menyembuhkan penyakit sang ratu.
Raja Majapahit pun memberinya sebidang tanah di pinggiran Gresik. Daerah ini sekarang dikenal sebagai Desa Gapura.
Selanjutnya, untuk melanjutkan perjuangan menegakkan ajaran-ajaran Islam, Sunan Gresik membuka pesantren-pesantren yang merupakan tempat mendidik pemuka agama Islam pada masa selanjutnya.
Setelah selesai membangun dan menata pondokan tempat belajar agama di Leran, Syeh Maulana Malik Ibrahim wafat tahun 1419. Makamnya kini terdapat di desa Gapura, Gresik, Jawa Timur.
Editor: Johnny Johan Sompotan