Biografi Sutoyo Siswomiharjo, Sang Jenderal Pahlawan Revolusi Indonesia
 
                 
                JAKARTA, iNews.id - Biografi Sutoyo Siswomiharjo menarik untuk disimak. Mayjen (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo dikenal sebagai salah satu pahlawan revolusi.
Sutoyo Siswomiharjo lahir pada 28 Agustus 1922, di Kebumen, Jawa Tengah. Pada masa pendudukan Jepang tahun 1942, Sutoyo menjalani pendidikan di Hollandsch Inlandsche School (HIS) dan Algemeene Middelbare School (AMS) Semarang. Kemudian ia melanjutkan pendidikan tingginya di Kenkoku Gakuin, Balai Pendidikan Pegawai Negeri di Jakarta, menandai awal perjalanan karier yang cemerlang.
 
                                Setelah menyelesaikan pendidikan tinggi, Sutoyo Siswomiharjo memulai kariernya sebagai Pegawai Menengah/III di Kabupaten Purworejo. Namun, panggilan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, membawanya ke dunia militer.
Sutoyo Siswomiharjo bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang merupakan cikal bakal Tentara Nasional Indonesia (TNI). Keberhasilannya dalam beradaptasi dengan cepat di dunia militer membawanya mendapatkan kenaikan pangkat. Kepintarannya terbukti saat ia diangkat menjadi ajudan Kolonel Gatot Subroto, komandan polisi militer.
 
                                        Perjalanan karier militer Sutoyo terus menanjak. Pada tahun 1954, ia menjadi Kepala Staf di Markas Besar Polisi Militer dan menjabat selama dua tahun. Pengalaman membawa Sutoyo menjadi asisten atase militer di kedutaan besar Indonesia di London. Kepemimpinan dan dedikasinya diakui pada tahun 1959 ketika ia mengikuti pelatihan di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat di Bandung.
Setelah menyelesaikan pendidikan tersebut, Sutoyo Siswomiharjo justru mendapat jabatan baru sebagai Inspektur Kehakiman Angkatan Darat. Pada tahun 1961, ia diangkat menjadi Inspektur Kehakiman atau Jaksa Militer Utama. Dedikasi dan pengetahuannya dalam bidang hukum menjadikannya tokoh berpengaruh.
Namun, perjalanan Sutoyo Siswomiharjo tidak berakhir dengan kisah sukses di dunia militer. Pada dini hari tanggal 1 Oktober 1965, Sutoyo Siswomiharjo menjadi salah satu korban dalam peristiwa Gerakan 30 September. Sutoyo diculik pasukan yang dipimpin Sersan Mayor Surono dengan dalih dipanggil Presiden Soekarno.
Tipuan ini membawa Sutoyo ke Lubang Buaya, tempat yang menjadi saksi bisu pembunuhan tragis terhadap sejumlah tokoh militer Indonesia. Sutoyo gugur pada usia 43 tahun.
Jasadnya bersama para jenderal lainnya ditemukan pada 3 Oktober 1965. Pemerintah Indonesia memberikan penghormatan terakhir dengan memberikan gelar Pahlawan Revolusi dan kenaikan pangkat anumerta satu tingkat kepada Sutoyo Siswomiharjo.
Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo bersama jenderal-jenderal lainnya yang menjadi korban G30S, diakui sebagai Pahlawan Revolusi Indonesia. Pengabdiannya untuk mempertahankan kemerdekaan, kiprahnya di dunia militer dan pengorbanannya bagi bangsa Indonesia menjadi bagian dari sejarah yang tidak akan terlupakan.
Pemerintah Indonesia memberikan penghargaan sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa-jasa mereka dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Gelar Pahlawan Nasional juga diberikan seiring dengan perubahan undang-undang pada tahun 2009.
Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo adalah contoh nyata dari semangat juang dan pengabdian kepada bangsa. Melalui perjalanan hidupnya, kita dapat belajar tentang pentingnya keberanian, keadilan, dan keteguhan hati dalam menghadapi tantangan.
Editor: Reza Fajri