Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Waspada! BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Sejumlah Wilayah 15-21 Juli
Advertisement . Scroll to see content

BMKG: 39 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Kemarau

Selasa, 15 Juli 2025 - 11:43:00 WIB
BMKG: 39 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Kemarau
BMKG melaporkan sekitar 39 persen zona musim di Indonesia telah masuk periode musim kemarau. (Foto: CahyaSumirat/Ilustrasi)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan saat ini sekitar 39 persen zona musim (ZOM) di Indonesia telah masuk periode musim kemarau

Menurut catatan BMKG hingga dasarian I Juli 2025, wilayah-wilayah yang mengalami kondisi ini mencakup sebagian besar wilayah di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, serta sebagian kecil Lampung.

Di wilayah selatan Indonesia, kondisi kemarau juga terpantau di beberapa bagian Banten, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, serta sebagian kecil Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Sementara itu, wilayah lain yang turut mengalami awal musim kemarau meliputi sebagian kecil Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua Barat, dan Papua,” tulis BMKG dalam keterangannya, Selasa (15/7/2025).

BMKG melaporkan peningkatan persentase wilayah yang memasuki kemarau, terpantau seiring dengan penguatan angin monsun Australia. Oleh karena itu, diprakirakan dalam sepekan ke depan, angin monsun Australia diprediksi cenderung sesuai dengan normalnya, sehingga berpotensi meningkatkan persentase wilayah yang memasuki musim kemarau.

Berdasarkan data terkini yang dihimpun melalui sistem observasi dan peringatan dini BMKG, terpantau kejadian hujan dengan intensitas sangat lebat hingga ekstrem (di atas 100 mm/hari) pada tanggal 12 Juli 2025 di beberapa wilayah, antara lain Jawa Timur (177,4 mm/hari) dan Maluku (105,1 mm/hari).

Walaupun, sebagian besar wilayah telah memasuki periode musim kemarau, potensi hujan lebat hingga ekstrem masih melanda beberapa wilayah, khususnya sebagian Sumatera, dan Jawa bagian dalam sepekan ke depan. Hal tersebut akibat potensi suhu muka perairan laut lebih hangat dibanding normalnya.

Selain faktor regional, teridentifikasi juga adanya fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) yang sedang aktif di fase 4, yakni di wilayah Maritime Continent, yang turut mendukung peningkatan aktifitas konvektif dan pembentukan awan hujan, khususnya di wilayah Indonesia bagian barat.

Selain itu, gelombang atmosfer seperti Rossby Ekuatorial, Low Frequency, Kelvin, dan Mixed Rossby Gravity (MRG) diperkirakan akan aktif dalam sepekan ke depan, dengan potensi signifikan dalam mempengaruhi pola cuaca di berbagai wilayah. 

Keberadaan sirkulasi siklonik di beberapa lokasi serta tingginya indeks labilitas atmosfer juga turut berkontribusi terhadap pembentukan awan konvektif, yang dapat memperpanjang durasi hujan di beberapa wilayah terdampak.

“Intensitas hujan yang tinggi tersebut mengakibatkan terjadinya sejumlah bencana hidrometeorologis, termasuk banjir, tanah longsor, pohon tumbang, genangan air, serta kerusakan terhadap infrastruktur di beberapa wilayah terdampak,” tulis BMKG.

BMKG mengungkapkan dinamika atmosfer yang dinamis ini menunjukkan bahwa risiko terjadinya cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia masih signifikan. BMKG mengingatkan masyarakat serta instansi terkait untuk tetap waspada terhadap potensi hujan lebat yang dapat disertai petir, angin kencang, dan gelombang tinggi di sejumlah wilayah perairan.

“Peringatan ini penting untuk diperhatikan, terutama di wilayah-wilayah yang masih memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap bencana hidrometeorologis, meskipun secara klimatologis sebagian wilayah telah memasuki awal musim kemarau,” tuturnya.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut