BMKG Deteksi Bibit Siklon Tropis, Waspadai Cuaca Ekstrem
JAKARTA, iNews.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi adanya Pusat Tekanan Rendah (Low Pressure Area/LPA) atau dikenal sebagai potensi bibit siklon di selatan Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak dua hari terakhir. LPA dapat berkembang menjadi Siklon Tropis
Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini, bibit siklon tersebut diprediksikan masih bertahan dan menunjukkan pergerakan ke barat mendekati wilayah laut di selatan Jawa Timur dengan potensi intensitas yang menguat hingga dua hari mendatang. BMKG terus memonitor perkembangan potensi bibit siklon tersebut untuk mengantisipasi kemungkinan menjadi siklon tropis.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, keberadaan bibit siklon cukup signifikan berdampak pada pembentukan pola konvergensi dan belokan angin di wilayah Sumatra Selatan-Jawa-Nusa Tenggara. Bibit siklon secara tidak langsung dapat berdampak pada pembentukan potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang.
“Selain itu dapat menimbulkan potensi angin kencang di wilayah perairan dan potensi gelombang tinggi di wilayah laut bagian selatan Jawa hingga Nusa Tenggara,” kata Guswanto, Selasa (22/2/2021).
Dia menjelaskan, kondisi dinamika atmosfer tersebut di atas secara umum cukup signifikan berpengaruh terhadap potensi hujan lebat dan cuaca ekstrem di sebagian besar wilayah Jawa mulai Selasa (23/2/2021) hari ini. Sedangkan untuk wilayah Jabodetabek, potensi cuaca ekstrem berdampak signifikan diprediksikan dapat terjadi mulai 24-27 Februari 2021.
Kejadian hujan di wilayah Jabodetabek pada periode tersebut perlu diwaspadai terutama pada malam/dini hari menjelang pagi dengan potensi distribusi hujan dapat terjadi secara merata.
Wilayah Indonesia Sepekan ke Depan
Sebagian besar wilayah Indonesia (96 persen dari 342 Zona Musim) saat ini telah memasuki musim hujan. Sebagaimana telah disampaikan juga oleh BMKG pada Agustus dan Oktober 2020 lalu, puncak musim hujan terjadi pada Januari - Februari 2021 di sebagian Sumatra bagian selatan, sebagian besar Jawa termasuk DKI Jakarta, sebagian Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Sulawesi, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan bagian selatan Papua.
Untuk periode sepekan ke depan (23-28 Februari 2021), BMKG memprakirakan potensi Cuaca Ekstrem dan curah hujan dengan Intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi di beberapa wilayah.
Sejumlah wilayah tersebut yakni Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggraa Timur, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
Kemudian, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat dan Papua.
Teknologi Modifikasi Cuaca
Untuk mengantisipasi potensi dampak bencana banjir akibat cuaca ekstrem di wilayah Jabodetabek, BMKG berperan aktif bersama BPPT, BNPB, TNI AU, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan instansi terkait lainnya dalam kegiatan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang sudah mulai dilakukan sejak Minggu (21/2/2021). Kegiatan posko TMC dilakukan secara terpusat di Bandara Halim Perdana Kusuma.
Tim BMKG yang terlibat langsung dalam kegiatan posko tersebut bertugas memberikan informasi kondisi cuaca termutakhir setiap saat yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan penyemaian awan.
Kegiatan TMC dilakukan dengan cara menyemai garam pada sel-sel awan hujan di atas Laut Jawa dan Selat Sunda sehingga diharapakan proses kondensasi dapat berlangsung lebih cepat sehingga hujan dapat turun di Laut Jawa dan Selat Sunda sebelum masuk ke daratan.
Editor: Zen Teguh