Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Viral Aurora Pink Muncul di Langit Australia, Indah Banget!
Advertisement . Scroll to see content

BMKG Ingatkan Bahaya Urban Heat Island, Cuaca Perkotaan Semakin Panas

Jumat, 28 Juni 2024 - 08:56:00 WIB
BMKG Ingatkan Bahaya Urban Heat Island, Cuaca Perkotaan Semakin Panas
BMKG mengingatkan masyarakat akan bahaya Urban Heat Island. Fenomena alam itu perlu dimitigasi karena memicu cuaca perkotaan semakin panas. (Foto: Ilustrasi/Antara)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan bahaya Urban Heat Island (UHI) yang memicu cuaca perkotaan semakin panas. Dia menyatakan fenomena alam itu harus dimitigasi.

“UHI ini harus kita mitigasi bersama. Perlu kesadaran dan aksi nyata untuk menghadapi UHI ini,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Jumat (28/6/2024).

Menurut dia, peningkatan suhu terkait fenomena UHI bervariasi tergantung tutupan lahan. Fenomena ini, kata dia, dipicu oleh beberapa faktor, di antaranya struktur geometris kota yang rumit, sedikitnya vegetasi, efek rumah kaca hingga perubahan tutupan lahan yang menjadi lahan terbangun.

Dwikorita menyebut efek UHI relatif cukup kuat dirasakan dalam kurun waktu 30 tahun terakhir. Sejumlah kota besar di Indonesia seperti Jabodetabek, Medan, Surabaya, Makassar dan Bandung, termasuk dalam 20 persen kota dengan nilai Land Surface Temperature (LST) terbesar. 

Menurutnya, permukaan yang kedap air dan lebih sedikit vegetasi menambah efek UHI.

Dwikorita menerangkan, Badan Meteorologi Dunia (WMO) baru saja menyatakan 2023 sebagai tahun terpanas sepanjang pengamatan instrumental. Anomali suhu rata-rata global mencapai 1,45 derajat celsius di atas zaman praindustri.

Angka ini, kata Dwikorita, nyaris menyentuh batas yang disepakati dalam Paris Agreement 2015 bahwa dunia harus menahan laju pemanasan global pada angka 1,5 derajat celsius. Pada 2023, terjadi rekor suhu global harian baru dan bencana heatwave ekstrem yang melanda berbagai kawasan di Asia dan Eropa.

“Rekor iklim yang terjadi di tahun 2023 bukanlah kejadian acak atau kebetulan, melainkan tanda-tanda jelas dari pola yang lebih besar dan lebih mengkhawatirkan yaitu perubahan iklim yang semakin nyata. Maka dari itu, perlu langkah atau gerak bersama seluruh komponen masyarakat, tidak hanya pemerintah, namun juga sektor swasta, akademisi, media, LSM, dan lain sebagainya termasuk anak-anak muda,” kata Dwikorita.

Editor: Rizky Agustian

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut