BMKG Sebut Erupsi Gunung Semeru Tak Berdampak pada Aktivitas Penerbangan
JAKARTA, iNews.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan erupsi Gunung Semeru tidak berdampak pada aktivitas penerbangan. Hal itu dipastikan usai BMKG memonitor sebaran abu vulkanis khususnya sebaran di udara dan sejumlah bandara di kawasan Jawa Timur.
Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan BMKG, Edison Kurniawan mengatakan pihaknya akan terus memonitor sebaran abu.
"Saat ini kami akan terus melakukan monitoring secara intensif, terkait sebaran abu vulkanis," ujarnya dalam konferensi pers daring, Minggu (5/12/2021).
Edison mengatakan BMKG tidak menemukan dampak abu vulkanis Gunung Semeru di bandara-bandara daerah Jawa Timur.
"Berdasarkan pengamatan hasil kami di lapangan saat ini BMKG telah melakukan beberapa pengamatan terkait pengaruh abu vulkanis yang berada di beberapa bandara, hasilnya sampai saat ini masih nihil, sehingga tidak ada pengaruh yang signifikan dari abu vulkanis," kata Edison.
Selain itu, Edison mengatakan cuaca di sekitar Gunung Semeru masih aman dilalui transportasi udara.
"Berdasarkan prakiraan penerbangan, khususnya di wilayah udara Gunung Semeru kami melihat bahwa pada ketinggian kurang dari 5.000 meter, 5.000 - 10.000 meter, dan 10.000 - 15.000 meter kondisinya saat ini berawan, angin bertiup dari barat hingga timur, kemudian kecepatan angin itu berkisar 5 sampai 15 knots, artinya kondisinya cukup aman," tutur Edison.
Meski demikian, Edison berharap pihak-pihak terkait bisa berkomunikasi dengan BMKG untuk mendapatkan informasi terbaru kondisi cuaca di sekitar lokasi terdampak erupsi Gunung Semeru. Hal itu diperlukan agar pendistribusian logistik bisa segera sampai kepada masyarakat terdampak.
"Kami akan siapkan untuk kebutuhan terkait dengan penggunaan helikopter membantu pengiriman logistik. Dan kami mohon bisa untuk mengontak langsung kepada saya agar kami siapkan terkait prakiraan cuaca penerbangan khususnya di wilayah Gunung Semeru dan sekitarnya untuk membantu transportasi helikopter di lapangan," tuturnya.
Editor: Rizal Bomantama