BMKG Sebut Segmen Cimeta dan Cipogor Sesar Lembang Aktif, Bisa Picu Gempa M 5,5
BANDUNG, iNews.id - Segmen Cimeta dan Cipogor Sesar Lembang, saat ini dinilai aktif dan berpotensi memicu gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,5.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung mengungkapkan, kawasan paling terdampak jika gempa terjadi yakni, Kecamatan Ngamprah dan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan, Sesar Lembang membentang sepanjang 29 kilometer dari Lembang, KBB hingga Tanjungsari, Kabupaten Sumedang.
Rahayu mengatakan, sesar aktif ini memiliki enam segmen yang berada di Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung hingga Sumedang. Data terbaru menunjukkan segmen Cimeta dan Cipogor sedang aktif. Sedangkan segmen lain relatif tenang.
"Segmen Cimeta dan Cipogor ini berada di sebelah barat Sesar Lembang yang melewati Kecamatan Ngamprah dan Kecamatan Cisarua," kata Rahayu dalam keterangan resmi, Kamis (28/8/2025).
Rahayu menyatakan, segmen Cimeta dan Cipogor Sesar Lembang memiliki panjang kurang lebih 10 kilometer dengan potensi gempa bumi dengan kekuatan magnitudo maksimal 5,5. Dari skenario peta guncangan, wilayah Kabupaten Bandung Barat menjadi berpotensi mengalami dampak guncangan.
"Guncangan dapat menyebabkan kerusakan ringan, dengan deskripsi getaran dirasakan semua orang, kebanyakan semua terkejut dan lari keluar (rumah) plester dinding jatuh, dan cerobong asap pabrik rusak," ujar Rahayu.
Kepala BMKG Bandung mengimbau masyarakat waspada dan menyiapkan langkah antisipasi dengan memastikan bangunan aman, tahan gempa dengan struktur kuat dengan besi tulangan, dan memenuhi building code atau aturan rumah tahan gempa atau ramah gempa.
Selain itu, tutur dia, siapkan rambu jalur evakuasi mulai dari lingkup keluarga, lingkungan RT dan RW serta area publik. Dilakukan pengukuran mikrozonasi untuk memetakan potensi tingkat guncangan gempa di wilayah Bandung Barat.
"Masing-masing warga diimbau latihan. Saat terjadi gempa, jatuhkan tangan dan lutut ke tanah atau ke lantai. Lindungi kepala dan leher di bawah perabotan kokoh. Berpegangan erat pada tempat berlindung," tuturnya.
Rahayu mengimbau pemerintah menyediakan peralatan penyelamatan.
"Perkuat mitigasi bencana baik struktural maupun kultural. Perlu dilakukan edukasi masif terkait dampak gempa, dan mitigasinya," ucap Rahayu.
Editor: Kastolani Marzuki