Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : BNPB Optimalkan Operasi SAR di Sumatra, Fokus Pastikan Tak Ada Korban Tertinggal
Advertisement . Scroll to see content

BNPB Sebut Ada 2 Pemicu Tsunami di Wilayah Selatan Jawa

Sabtu, 05 Desember 2020 - 18:42:00 WIB
BNPB Sebut Ada 2 Pemicu Tsunami di Wilayah Selatan Jawa
Ilustrasi tsunami. (Foto: Sindonews)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut masih ada dua potensi besar yang kemudian dapat memicu munculnya tsunami di wilayah Selatan Jawa di masa depan. Khususnya yang dapat berdampak pada wilayah Kabupaten Cilacap.

Pelaksana Tugas Direktur Pemetaan dan Risiko Bencana BNPB, Abdul Muhari mengatakan hal itu berdasarkan kajian pasca tsunami Pangandaran 2006. 

Adapun potensi pertama adalah zona patahan dari wilayah selatan Banten hingga Pangandaran, yang mana menurut Muhari dapat berpotensi memicu gempa dasar laut dengan kekuatan hingga magnitudo 8,8.

“Apabila periode gempa dasar laut tersebut berlangsung hingga 30-60 detik, maka hal itu dapat dipastikan akan memicu terjadinya gelombang tsunami hingga setinggi 5 meter,” kata Muhari di Kampung Laut, Cilacap, Jawa Tengah dalam siaran pers yang diterima, Sabtu (5/12/2020).

Kemudian potensi kedua menurut Muhari adalah gempa dasar laut dengan kekuatan hingga magnitudo 8,9 dengan episentrum di wilayah selatan Yogyakarta hingga Pacitan. Maka daerah Kulonprogo, Kebumen, Purworejo hingga Cilacap dapat terdampak gelombang tsunami.

“Yang sebelah barat di selatan Banten itu 8,8 (magnitudo), yang di sebelah timur ini (magnitudonya) 8,9,” kata Muhari.

Lebih lanjut, Abdul Muhari juga mengatakan apabila pelepasan energi dari kedua titik tersebut terjadi secara bersamaan, maka anomalinya dapat lebih besar lagi menjadi magnitudo 9,1 seperti yang pernah terjadi di Aceh pada 2004.

“Tetapi kalau pecah bersamaan itu magnitudo-nya bisa sampai 9,1 lebih kurang sama dengan Banda Aceh 2004,” ucap Muhari.

Berdasarkan hasil publikasi Jurnal Nature dari pemodelan peristiwa Tsunami Pangandaran 2006, Muhari mengatakan bahwa gelombang tsunami menghantam bagian selatan Nusakambangan dalam periode waktu 30 menit.

Sedangkan dengan pemodelan yang sama dari titik episentrum di sebelah timur, maka gelombang tsunami sampai di pesisir selatan Pulau Jawa dalam waktu 40 hingga 60 menit.

“Maksimal dalam waktu 40 sampai 60 menit, tsunami sudah sampai daerah Kulon Progo, Kebumen hingga Cilacap,” kata Muhari.

Lebih lanjut, Muhari juga menjelaskan bahwa gelombang tsunami juga berpotensi memiliki rangkaian gelombang lainnya di belakang. Sehingga hal itu harus diantisipasi dengan baik.

“Sampai 5 jam itu gelombangnya akan tetap berosilasi. Bahwa tsunami ini bukan satu gelombang, tapi rangkaian gelombang,” katanya.

“Begitu satu gelombang yang tinggi sudah lewat, maka bukan berarti tsunaminya selesai. Bisa jadi di belakangnya masih ada rangkaian gelombang berikutnya,” ucapnya lagi.

Dalam hal ini, Muhari berharap agar informasi tersebut kemudian perlu dijadikan bahan pertimbangan untuk pengambilan kebijakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap, untuk memitigasi wilayahnya dari adanya potensi gelombang tsunami. “Ini yang perlu kita perhatikan,” kata Muhari.

Editor: Muhammad Fida Ul Haq

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut