Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Polisi Bongkar Penipuan Berkedok Trading Kripto, Nilai Kerugian Tembus Rp3 Miliar
Advertisement . Scroll to see content

BNPT Pertemukan 124 Mantan Napi Teroris dengan 51 Korban

Rabu, 28 Februari 2018 - 17:05:00 WIB
BNPT Pertemukan 124 Mantan Napi Teroris dengan 51 Korban
BNPT menggelar pertemuan mantan narapidana terorisme dengan korban di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (28/2/2018). (Foto: Okezone)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar pertemuan antara mantan narapidana terorisme dan korban atau penyintas aksi terorisme. Pertemuan ini bagian dari upaya BNPT untuk tujuan deradikalisasi dan untuk mendengarkan kebutuhan para penyintas aksi terorisme.

BNPT mempertemukan sebanyak 124 mantan narapidana terorisme dengan 51 korban atau penyintas teror di Hotel Borobudur,  Jakarta Pusat, Rabu (28/2/2018). Acara bertajuk Satukan NKRI itu dihadiri Menko Polhukam wiranto, Mentersi Sosial Idrus Marham, Menristekdikti M Nasir, dan Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri.

Sejumlah menteri terkait yang hadir turut menjawab dan memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi para penyintas setelah menjadi korban terorisme. Aksi teroris yang terjadi beberapa waktu silam adalah bentuk tindak kejahatan kemanusiaan yang bertentangan dengan ajaran agama dan memakan korban dari pihak sipil yang tidak berdosa.

“Kegiatan ini diharapkan bisa menjadi wadah untuk menyalurkan opini dan saran yang produktif kepada pemerintah. Dalam kegiatan ini juga diisi beberapa materi dan berdialog langsung dengan mantan narapidana teroris dan korban,” ungkap Menko Polhukam Wiranto di Jakarta, Rabu (28/2/2018).

Untuk korban terorisme, BNPT akan berupaya agar revisi Undang-Undang Terorisme tidak hanya mengakomodasi unsur penindakan dan pencegahan, namun juga mengakomodasi perspektif para korban.
“Negara tidak persepsikan terorisme dari domain agama tertentu. Indonesia adalah negara berfalsafah Pancasila yang mengakomodir perbedaan dalam sebuah harmoni. Kesalahan terletak bukan dari ajaran agama tapi menemukan perbedaan penafsian dalam bentuk tindak laku yang mengarah kepada kekerasan,” ungkap Kepala BNPT Suhardi Alius.

Para penyintas yang hadir di acara ini sudah bisa membuka diri dari rasa traumanya. "Kami kumpulkan di sini sebagai bentuk rasa berbesar diri sanggup untuk menjalani kehidupan, toh ini sudah terjadi. Di lain pihak kita hadirkan mantan teroris yang sudah sadar yang ada di bawah binaan BNPT juga dan mereka menjadi duta-duta BNPT untuk menyampaikan pesan anti radikal di kalangan yang potensial," ujar Suhardi.

Editor: Azhar Azis

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut