Budiman Sudjatmiko: Demo Agustus Bukan Lagi Dikendalikan Manusia, tapi Algoritma
JAKARTA, iNews.id - Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) Budiman Sudjatmiko menyoroti kerusuhan yang terjadi saat demonstrasi pada 28-30 Agustus 2025 lalu. Dia menilai kericuhan itu sebagai peristiwa unik pertama dalam sejarah Indonesia modern.
"Ini peristiwa kerusuhan unik terbesar pertama dalam sejarah Indonesia modern," ujar Budiman dalam program Rakyat Bersuara bertajuk Aksi Massa, Siapa Berada di Baliknya? di iNews, Selasa (2/9/2025).
Dia mengatakan demo yang terjadi kali ini berbeda dengan semasa dirinya menjadi aktivis. Pasalnya, aksi yang dulu dilakukannya bersama rekan-rekannya merupakan gerakan yang jelas.
"Saya dahulu bikin PRD dengan teman-teman, bikin manifestonya, bikin tuntutannya, bikin analisa politiknya, bikin analisa ekonominya, bikin analisa sejarah, bahkan bikin analisa geopolitiknya sehingga kami menuntut orde baru harus berhenti misalnya, sehingga kami menuntut harus ada demokrasi multipartai misalnya. Zaman kami dahulu," tuturnya.
Dia melihat aksi massa yang dilakukan saat ini berbeda. Menurutnya, unjuk rasa yang dilakukan tidak hanya digerakkan oleh manusia, namun juga algoritma.
"Sekarang ini, terutama terakhir ini kalau kita lihat perkembangannya ini mungkin demonstrasi pertama, di mana bukan cuma manusia yang bisa mengendalikan, tapi algoritma," kata dia.
Budiman menilai algoritma bisa menjadi pengendali aksi demonstrasi. Dia mencontohkan orang yang berada di luar negeri bisa menggerakkan massa untuk berdemo hanya berdasarkan algoritma.
Padahal, kata dia, orang yang menggerakan itu hanya mengandalkan teknologi belaka, seperti ChatGPT, untuk melihat algoritma sentimen dari massa tersebut. Selain itu, dia juga menggunakan media sosial untuk menyebarkan ajakannya itu.
"Saya mungkin ada di Manila, saya bisa kok memerintahkan dengan kanal YouTube, akun TikTok, Instagram atau apapun, saya bisa memerintahkan menyusun tuntutan-tuntutan yang saya bisa ubah tiap hari tuntutannya, saya sebar lewat kanal-kanal yang menyebar luar biasa berdasarkan algoritma sentimen sosial yang terjadi pada pagi itu," kata dia.
"Padahal saya ngomong sama ChatGPT bikinkan aku tuntutan slogan sesuai kondisi psikologi politik yang terjadi di Jakarta, Yogyakarta, Bandung pagi ini untuk bikin yang paling bisa secara emosional mengerahkan dan mengaduk-aduk emosi kerumunan massa di Jakarta pada jam 7 malam. Chat GPT akan bisa menuliskannya," kata Budiman.
Editor: Rizky Agustian