Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ketua Komisi Reformasi Polri Jimly Temui Megawati: Habis Urus Polisi, Kita Benahi yang Lain
Advertisement . Scroll to see content

Buku Penculikan Bukan untuk Diputihkan Diluncurkan, Kenang Jasa 13 Aktivis Hilang

Jumat, 19 Januari 2024 - 04:09:00 WIB
Buku Penculikan Bukan untuk Diputihkan Diluncurkan, Kenang Jasa 13 Aktivis Hilang
Buku berjudul Penculikan Bukan untuk Diputihkan yang ditulis aktivis HAM Al Araf dan Taufik Pram diluncurkan untuk mengingat jasa 13 aktivis hilang. (Foto: Muhammad Farhan)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Imparsial meluncurkan buku berjudul Penculikan Bukan untuk Diputihkan yang memuat sejarah pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat khususnya kasus penculikan sejumlah aktivis pada 1997-1998. Buku itu ditulis aktivis HAM Al Araf dan Taufik Pram.

Taufik menyampaikan buku tersebut ditulis untuk mengingat peran 13 aktivis yang sampai saat ini belum ditemukan. Dia mengatakan, jasa para aktivis tersebut menghadirkan sistem demokrasi yang diterapkan saat ini.

"Tanpa perjuangan teman-teman aktivis di 97 sampai 98 itu, kita tidak mungkin kumpul-kumpul seperti ini. Terutama teman-teman wartawan, tidak mungkin bisa menjalankan kerja-kerja jurnalistik secara profesional karena terbelenggu Undang-undang Pers dan surat izin usaha penerbitan," ujar Taufik di Sadjoe Cafe Tebet, Jakarta, Kamis (18/1/2024).

Dia menyayangkan kasus hilangnya para aktivis, termasuk ke-13 orang tersebut, belum ditangani secara serius oleh pemerintah. 

"Mohon maaf, terlebih pemerintah belum serius menangani nasib dari status 13 teman-teman aktivis yang sampai saat ini masih hilang. Tanpa mereka pun, saya rasa tidak mungkin seorang Jokowi bisa menjadi presiden seperti sekarang," ujarnya.

Dia mengatakan, referensi pada buku tersebut diperoleh dari buku-buku yang ditulis purnawirawan ABRI atau orang-orang yang berada di sekitarnya. Hanya saja, kata dia, penyelesaian kasus hilangnya para aktivis dikerucutkan pada polemik argumen antarkelompok-kelompok purnawirawan ABRI tersebut.

"Maka dari itu, sampai saat ini penyelesaian kasus penculikan aktivis 98 itu nasibnya terabaikan karena narasinya dikerucutkan pada perdebatan antar purnawirawan ABRI," tutur Taufik.

Editor: Rizky Agustian

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut