Caleg Perindo Diminta Kedepankan Kebijakan Pro-Perempuan
JAKARTA, iNews.id – Budaya patriarki yang masih kental di Indonesia menjadi tantangan bagi kaum perempuan untuk berkiprah di banyak bidang. Salah satunya di politik. Perempuan kerap dinilai sulit merebut suara demi menjadi wakil rakyat.
Tantangan itu disadari benar Caleg DPR Dapil Jawa Tengah VII dari Partai Perindo Ratih Purnamasari Gunaevy. Pengalamannya terjun langsung di lapangan selama ini, budaya patriarki itu sangat terasa.
”Dengan situasi ini, caleg perempuan perlu kerja ekstrakeras. Bukan hanya untuk merebut hati pemilih, tetapi juga untuk menyakinkan konstituen bahwa dirinya layak dan memiliki kualitas sebagai pemimpin,” kata Ratih, dikutip Senin (28/1/2019).
Bukan hanya budaya patriarti, menurut Ratih, keterbatasan akses dan modal termasuk akses mendapatkan peningkatan kapasitas menjadi kendala lain dihadapi caleg perempuan.
Selain itu, pendidikan politik terhadap kaum hawa juga menjadi hal mendesak untuk dilakukan agar lebih banyak perempuan berkiprah di dunia politik.
“Perempuan masih dianggap lebih berpikir dengan perasaan, kemudian juga keterbatasan dalam faktor finansial dan kesiapan mental dari caleg perempuan juga menjadi tantangan tersendiri bagi kami di lapangan,” kata Wakil Ketua Umum DPP Kartini Perindo ini.
Padahal, untuk menghasilkan kebijakan yang berpihak (pro) terhadap perempuan diperlukan pemikiran yang lahir dari sudut pandang perempuan. Ini agar kepentingan dan masa depan perempuan termasuk anak-anak bisa dipenuhi dan diperjuangkan di parlemen.
Menurut Ratih, perempuan diminta tidak sekadar memenuhi kuota 30 persen dalam pemilu kali ini, tetapi harus benar-benar hadir sehingga bisa membuat kebijakan pro perempuan.
Untuk itu, dia meminta kepada setiap caleg Perindo untuk memahami setiap isu yang berkaitan dengan perempuan seperti kesehatan, ekonomi, pendidikan, ketenagakerjaan serta sosial dan kebudayaan.
“Caleg perempuan lebih diutamakan mengusung pada isu perempuan dan anak terutama isu kesehatan, keluarga, pendidikan, kesetaraan gender, tenaga kerja, UMKM dan banyak lagi. Jadi, penting sekali untuk caleg perempuan menguasai berbagai wawasan, agar bisa tepat sasaran dan sesuai dengan harapan,” tuturnya.
Editor: Zen Teguh