Catatan untuk Airlangga dalam Memilih Sekjen Golkar
JAKARTA, iNews.id - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar harus memiliki loyalitas kepada ketua umum. Keduanya harus sejalan dalam menjalankan partai.
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengatakan, selain loyal kepada ketua umum, sekjen juga harus memahami administrasi organisasi. Terutama, kata dia fasih dalam menerjemahkan konstitusi partai berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).
"Sekjen adalah orang kepercayaan ketua umum, karena itu persyaratan menjadi sekjen harus terpenuhi. Ini diperlukan agar roda organisasi bisa jalan dan efektif," ujar Siti dalam perbincangan dengan iNews.id melalui telepon, Minggu, 24 Desember 2017.
Atas dasar itu menurutnya ketua umum memiliki kewenangan dalam menentukan posisi sekjen. Dia menuturkan, semua kader partai harus menghormati siapa pun orang yang dipercaya oleh ketua umum untuk menempati posisi sekjen.
"Selain unsur objektivitas, unsur subjektivitas juga ikut menentukan dan itu normal terjadi karena yang bertanggung jawab nantinya adalah ketua umum," ucapnya.
Sebelumnya Indodata merilis hasil surveinya mengenai Partai Golkar. Dalam surveinya itu, Partai Golkar memerlukan sosok perubahan.
Perubahan perlu dilakukan, karena buruknya elektabilitas Partai Golkar selama dua tahun terakhir. Kondisi tersebut harus menjadi evaluasi kepemimpinan internal partai berlambang pohon beringin itu.
Direktur Eksekutif Indodata Danis T Saputra menyebutkan, Partai Golkar memiliki banyak kader muda potensial. Selain Airlangga Hartarto, kader muda potensial di Golkar ada Ahmad Doli Kurnia, Siti Hediati Hariyadi (Titik Soeharto) Yorrys Raweyai, Nusron Wahid, dan Agus Gumiwang Kartasasmita.
"Nama Ahmad Doli Kurnia mencuat dikarenakan dia merupakan tokoh perubahan dan pembaharuan yang tepat menjadi Sekjen Partai Golkar," ucap Danis, Senin, 18 Desember 2017.
Editor: Kurnia Illahi