Cegah Insiden Garut Terulang, Panglima TNI Ubah SOP Pemusnahan Amunisi
JAKARTA, iNews.id - Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto memastikan, pihaknya segera mengubah standar operasional prosedur (SOP) pemusnahan amunisi kedaluwarsa. Hal ini sebagai evaluasi insiden pemusnahan amunisi di Garut, Jawa Barat yang menewaskan 13 orang.
Panglima menyampaikan, evaluasi ini turut dibahas dalam rapat kerja (Raker) bersama Komisi I DPR yang dilakukan secara tertutup, di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/5/2025).
"SOP-nya nanti akan kita ubah. Supaya personel yang melaksanakan pemusnahan itu bisa aman. Kita koreksi ke dalam, semoga tidak akan terjadi lagi," kata Panglima TNI usai rapat tertutup.
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu menyebut, amunisi atau detonator yang sudah kedaluwarsa biasanya jauh lebih sensitif terhadap sebuah gerakan, gesekan, bahkan terhadap cahaya.
"Sehingga memang sangat mudah untuk menimbulkan peledakan," ujar Agus.
Sebelumnya, ledakan di Garut bermula saat tim pemusnah membuat dua lubang untuk meledakkan amunisi tidak layak pakai. Setelah seluruh tim pengaman masuk ke pos masing-masing, kemudian dilakukan peledakan di dua sumur yang ditempati oleh amunisi akhir.
Ledakan di dua sumur tersebut berjalan dengan sempurna dalam kondisi aman. Bahkan, tim juga telah menyiapkan satu lubang yang digunakan untuk menghancurkan sisa dari ledakan pertama.
Namun, secara tiba-tiba terjadi ledakan ketika tim sedang menyusun detonator di luar dari dua lubang tersebut. Ledakan itulah yang menyebabkan 13 orang tewas.
Berikut daftar 13 korban yang meninggal dunia:
1. Kolonel Cpl Antonius Hermawan
2. Mayor Cpl Anda Rohanda
3. Kopda Eri Priambodo
4. Pratu Apriyo Hermawan
5. Agus Bin Kasmin
6. Ipan Bin Obur
7. Anwar Bin Inon
8. lyus Ibing Bin Inon
9. lyus Rizal Bin Saepuloh
10. Toto
11. Dadang
12. Rustiawan
13. Endang
Editor: Reza Fajri