Cendekiawan Muslim Dawam Rahardjo Tutup Usia
JAKARTA, iNews.id – Kabar duka datang dari dunia cendekiawan muslim Indonesia. Ahli ekonomi, sosial, dan pemikir islam Profesor Dawam Rahardjo meninggal dunia, Rabu (30/5/2018) malam.
”Innalillahi wainnailaihi rojiuun. Mari kita doakan yang terbaik, Bapak Prof M Dawam Rahardjo barusan menghembuskan nafas terakhir kembali ke haribaan-Nya. Alfatihah... Insya Allah, husnulkhotimah,” tulis pakar hukum tata negara yang juga Ketua DKPP Jimly Asshiddiqie melalui akun Twitter, Rabu (30/5/2018).
Dawam lahir di Solo, Jawa Tengah, 20 April 1942. Menamatkan S1 di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada 1969, Dawam kemudian dikenal sebagai seorang ekonom Indonesia.
Rekam jejaknya sebagai akademisi, tokoh LSM, dan cendekiawan muslim Indonesia sangat panjang. Dawam antara lain pernah menjabat Direktur LP3ES (1980 - 1986), guru besar ilmu ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang (1993), Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Pusat (1995 - 2000), Ketua tim penasihat presiden BJ Habibie (1999), Rektor Universitas Islam 45 Bekasi (1994 - 2004), dan Rektor UP45 Yogyakarta (The University of Petroleum) (2013-2017).
Selama hidupnya, Dawam menuangkan berbagai pemikirannya tentang politik, ekonomi, juga keisalaman dalam buku dan artikel di berbagai media massa. Bukunya antara lain Esai-esai ekonomi politik (1983), Deklarasi Mekah: Esai-esai ekonomi Islam (1987), Habibienomics: Telaah pembangunan ekonomi (1995), dan Paradigma Alquran: Metodologi dan kritik sosial (2005).
Pada 2014, Dawam meluncurkan bukunya 'Ekonomi Politik Pembangunan'di Hotel Kartika Chandra, Jakarta. Oleh beberapa kalangan, dia disebut sebagai sosok titisan Bung Hatta. Dia juga dikenal kritis dan konsisten menyuarakan pluralitas di Indonesia. Penerima Yap Thiam Hien Award pada 2013 ini beberapa bulan terakhir berjuang melawan sakitnya.
”Innalillahi wainnailaihi rajiuun. Telah berpulang Bapak Dawam Raharjo, salah seorang motor gerakan Islam progresif di tahun 1980an. Semoga Allah SWT menerima beliau dg sebaik-baiknya penerimaan. Al-fatihah,” tulis putri almarhum Gus Dur, Alissa Wahid.
Editor: Zen Teguh