Cerita Caleg Perindo Aiman Witjaksono Dapat Keluhan dari Warga Tanahnya Dicaplok Mafia
JAKARTA, iNews.id - Jurnalis televisi Aiman Witjaksono memutuskan terjun ke politik melalui kendaraan Partai Perindo. Dia menjadi Caleg DPR RI Dapil DKI Jakarta I (Jakarta Timur).
Dalam Podcast Aksi Nyata #DariKamuUntukIndonesia yang ditayangkan di kanal YouTube Partai Perindo, Rabu (20/12/2023), Aiman mengaku lebih senang berdialog dengan ketimbang membagikan sembako dalam berkampanye. Saat terjun ke masyarakat dia lebih sering mengajak warga dialog sembari bersosialisasi. Dengan begitu dia bisa menyerap keluhan serta aspirasi warga.
Menurut Aiman, dialog lebih berguna sebagai bekal mereka di kemudian hari, ketimbang melakuan politik "gula-gula" yang diibaratkannya dengan memberi ikan, bukan pancing yang sebenarnya. Padahal memberikan pancing lebih berguna karena bisa dimanfaatkan pada hari-hari berikutnya.
"Turun ke lapangan, sosialisasi melalui alat peraga kampanye, bikin pelatihan dan sebagainya. Yang paling saya suka saat turun ke lapangan adalah bisa menyerap apa yang mereka keluhkan, mereka rasakan," kata Aiman.
Saat kampanye, lanjut dia, selalu ada hal menarik yang disampaikan warga. Salah satunya yang berkesan baginya ketika seorang warga mengadukan tempat tinggalnya dicaplok mafia tanah.
Aiman mengatakan, keluhan itu disampaikan saat dia melakukan safari politik ke daerah Pulogebang, Jakarta Timur. Sebagai jurnalis investigasi berpengalaman, dia merasa terpanggil untuk ikut mencari tahu akar masalahnya.
"Mereka menyampaikan masalah, mayoritas adalah mafia tanah. Mereka tinggal lama di sana, tapi harus pindah dan hidup ngontrak karena tanah mereka diambil. Terlepas dari siapa yang benar itu kan harus dibuktikan, tapi saya rasa yang paling penting di sini adalah edukasi, agar tidak ada lagi korban mafia tanah," ujarnya.
Edukasi dan pendidikan sangat penting demi menciptakan masyarakat terdidik. Hal ini juga menurutnya yang sering disampaikan Capres Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo yang mencetuskan program satu keluarga satu sarjana.
"Ini bukan memberikan ikan tapi memberi pancing untuk bisa mengentaskan kemiskinan, untuk bisa melawan mafia, untuk bisa mewujudkan keadilan sosial itu dengan pendidikan. Karena dengan pendidikan mereka tahu, mereka belajar, mereka berkembang, bangsanya pun akan naik," kata Aiman.
Editor: Anton Suhartono