Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Korban Tewas Banjir Asia Tembus 1.300 Orang, Indonesia dan Sri Lanka Terbanyak
Advertisement . Scroll to see content

Cerita Kapten Muslihat Lawan Penjajah, Tak Mundur Meski Tertembak 

Selasa, 01 Februari 2022 - 12:13:00 WIB
Cerita Kapten Muslihat Lawan Penjajah, Tak Mundur Meski Tertembak 
Kapten Muslihat (Foto : Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Cerita kepahlawanan dari Indonesia tidak ada habisanya. Salah satunya, Kapten Muslihat yang mungkin sudah tidak asing bagi masyarakat Kota Bogor

Nama Kapten Muslihat dikenal di Kota Bogor karena dijadikan sebagai nama jalan. Jalan Kapten Muslihat terletak jauh dari Stasiun Bogor, dimana setiap hari ramai dilalui manusia dan kendaraan jalan utama penghubung Stasiun Bogor dengan Istana Bogor.

Jalan ini menyimpan sejarah panjang perjuangan rakyat Bogor melawan penjajah. Di antara pejuang-pejuang kemerdekaan Kota Bogor, salah satu Kapten Muslihat yang memiliki nama asli Tubagus Muslihat. 

 Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, tokoh pejuang Bogor berusaha membentuk pemerintahan baru agar segera lepas dari penjajahan Jepang. 

Namun sebelum membentuk pemerintahan di Bogor, para pemuda dan pejuang di Kota Bogor harus merebut kekuasaan dari tangan Jepang. Aksi ini dimulai pada 19 Agustus 1945, ketika para pejuang yang dipimpin R Ijok Mohamad Sirodz meminta pemerintah militer Jepang menyerahkan gedung Bogor Shucokan (keresidenan) dan mengibarkan Merah Putih untuk menggantikan Bendera Jepang, Hinomaru. 

Pelatihan perwira PETA yang dipimpin oleh Nippon membawa angin segar bagi kaum pribumi pada awal kemerdekaan. Pelatihan tersebut melahirkan sejumlah tokoh penting yang membuat perjuangan semakin berkibar seperti, Ibrahim Adji, Doele Adboellah, Muslihat. dan Dasoeki Basri. 

Khusus untuk Muslihat, dia kemudian menjadi salah satu yang berperan besar. Pada saat berita proklamasi tersebar, ia bersama Moehammad Sirodj bertindak cepat untuk meminta Nippon menyerahkan gedung Bogor Shuchokhan kepada para pemuda.

Ketika mendengar kabar kota Hirosima dan Nagasaki dibom oleh sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945, tentara Jepang membubarkan PETA dan menyuruh anggota PETA yang ada di asrama untuk kembali ke kampung masing- masing. 

Hampir dua bulan setelah proklamasi, setelah banyaknya kekacauan di mana-mana. Baca juga: Kisah Preman Paling Ditakuti di Jakarta dan Dua Jagoan Penguasa Pelabuhan Tanjung Priok Di Kota Bogor, banyak peristiwa berdarah yang terjadi. Salah satu veteran Kota Bogor Ma’mun Permadi (86), sebagaimana dikutip dari kotabogor.go.id, menceritakan, tepatnya 25 Desember 1945 pertempuran besar terjadi antara rakyat Bogor dengan penjajah yang dipimpin Kapten Muslihat. Dengan menggunakan persenjataan seadaanya, seperti bambu runcing, golok, pedang, mereka menyerang markas-markas yang diduduki Inggris.

Kontak senjata pecah, suara tembakan dan pekikan "Merdeka" terdengar di setiap pertempuran. Pasukan Inggris dan para pejuang saling tembak-menembak. 

Kapten Muslihat dengan sangat berani keluar dari tempat persembunyiannya untuk melakukan penyerangan terbuka. Dia menembaki para penjajah yang membuat sebagian tentara Inggris tumbang. Dalam baku tembak itu, timah panas musuh menembus perut Kapten Muslihat. 

Sang Kapten tetap berdiri menembaki para penjajah. Timah panas kedua kembali menembus pinggang membuat Kapten Muslihat tumbang hingga tersungkur. 

Darah bercucuran dan mengalir membuat kaos putih yang dikenakan berubah menjadi merah. “Kapten Muslihat gugur di usia 19 tahun dan meninggalkan istri yang tengah mengandung. Saat itu teringat sekali pesannya, harta yang dimilikinya agar diberikan kepada yang tidak mampu dan jika istrinya melahirkan anak laki-laki agar diberi nama Tubagus Merdeka,” ujar Ma’mun.

Editor: Muhammad Fida Ul Haq

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut