Cerita Mahasiswa asal Madura Jalani Ramadan di Inggris, Siapkan Makanan dari Sebelum Puasa
 
                 
                JAKARTA, iNews.id - Pelaksanaan ibadah Ramadan wajib dilaksanakan setiap muslim yang mampu. Salah satunya adalah mahasiswa asal Sumenep Madura bernama Athi Nur Auliati Rahama.
Athi, sapaan akrabnya saat ini tengah menjalani S2 jurusan Nanoscience and Functional Nanomaterials di Bristol Centre of Functional Nanomaterials (BCFN), School of Physics, Faculty of Science, University of Bristol, Inggris. Pendidikan itu ia tempuh dengan beasiswa Indonesia Maju Puspresnas dari Kemdikbud.
 
                                Menurut Athi, saat ini puasa di Inggris bertepatan dengan musim semi sehingga durasi siang lebih lama. Bahkan, di awal Ramadhan ia menjalani Subuh di pukul 5 pagi dan Magrib di pukul 7 malam.
Kemudian, semakin mendekati Idulfitri, waktu Subuh berada di pukul 4 pagi dan Magrib di pukul 8 malam. Alhasil, ia harus menahan rasa haus dan lapar selama 16 jam lamanya.
 
                                        Tak cuma itu, sebagai mahasiswa nanosains, Athi diharuskan bolak-balik ke 3 lab, yakni Materials Lab di School of Physics, Thermofluids Lab di School of Engineering, dan Chemistry Laboratory di School of Chemistry. Ia pun kadang merasa lelah namun harus semangat.
“Capek banget, ngampus jam 9 pulang jam 5 dan harus selalu fokus” ujar Athi dikutip dari laman resmi UNY, Sabtu (15/4/2023).
Selain itu, untuk menjaga stamina selama berpuasa selama 16 jam, Athi ternyata memiliki trik khusus. Ia mengaku sudah menyiapkan bahan-bahan makanan, seperti beras, bumbu, daging halal, makanan beku hingga buah-buahan sejak sebelum puasa tiba.
"Beli daging halal lumayan jauh, harus ke supermarket yang besar dan tidak di pusat kota, jadi saya akalin dengan beli frozen food sosis halal, kebab halal, dan samosa halal yang tinggal di-microwave, goreng, atau oven untuk sahur dan buka” tutur Athi.
Meskipun merupakan minoritas, ternyata Athi banyak mendapat dukungan dari teman-temannya. Bahkan, ada yang mengucapkan selamat berpuasa, membagikan jus, makanan hingga buah kepada dirinya.
Di antaranya juga sering menanyakan keadaannya yang sedang berpuasa. Athi mengaku diperlakukan sangat baik dan diminta duduk atau pulang lebih awal saat berada di lab agar tidak lelah.
Ia pun merasa bersyukur bisa mendapatkan pengalaman berpuasa di Inggris. Tak lupa, ia bangga menjadi representasi saintis muslimah yang tetap menjalankan kewajibannya untuk berpuasa dan belajar.
Editor: Puti Aini Yasmin